lainyang ingin mengkaji mengenai penggunaan bahasa persuasif pada iklan di televisi. 2. Manfaat Praktis a. Menjadi sumber bagi pembaca, khususnya bagi jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tentang bagaimana penggunaan bahasa persuasif pada iklan sabun cuci di televisi. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat positif bagi

0% found this document useful 0 votes925 views10 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes925 views10 pagesAnalisi Kesalahan Bahasa IklanJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Didalam semantik terdapat beberapa gejala kesalahan berbahasa diantaranya (a) gejala pleonasme; (b) gejala hiperkorek; (c) gejala ambiguitas. Salah satu hal yang menarik dalam tayangan televisi yakni iklan-iklan yang dipromosikan dengan memakai slogan yang menarik. Hal ini tentu tidak terlepas dari peranan penting bahasa yang digunakan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. BERIKUT KESALAHAN BAHASA INDONESIA DI TELEVISI 1. VICKY & DKK Vicky & DKK berarti Vicky dan dan kawan-kawan??? Redundancy/ pleonasme...atau penulis tidak mengerti kepanjangan DKK...hahahha..2. JUMAWA Jumawa?? tidak tersua di lema KBBI edisi IV 2008. Seharusnya ditulis "Jemawa". 1344410093677044344 JEMAWA = je•ma•wa= a 1 angkuh; congkak; 2 suka mencampuri perkara orang lain; ke•je•ma•wa•an= n keangkuhan; kecongkakan 3. TABUNG GENDANG ... Mengertikah Anda dengan kalimat berikut " TABUNG GENDANG TANDAI DIMULAI??? saya juga bingung...mungkin mau bikin pantun kali ya??? 1344410558369578023 4. MASALAH SEMANTIK Kesalahan pertama "Bobbi Menurunkan Bakat Bernyanyi Dari Sang Ibu" bahasa sumsang Bobbi adalah anaknya Whitney Houston. Apakah Bobbi yang menurunkan Bakat Bernyanyinya? Seharusnya = "Sang Ibu Menurunkan Bakat Bernyanyi pada Bobbi" atau "Bobbi mendapat bakat bernyanyi dari sang ibu" Kesalahan kedua Ketidakbakuan Trilyun seharusnya R Triliun KBBI IV 2008 134441279788591657 5. SEPI AKTIVITAS Seharusnya "Aktivitas Sepi Saat Pencoblosan"bukan'sepi aktivitas' melainkan 'aktivitas sepi' = pola kalimat DM bukan MD. 13444126871240901820 6. NYOBLOS & MENCOBLOS Nyoblos??? = tidak baku. Tidak terdapat dalam KBBI IV tahun 2008 dan tidak sesuai dengan EYD. 'Menyoblos' seharusnya 'mencoblos' = huruf 'c' dalam kata 'coblos' tidak mengalapi pelesapan. Huruf mengalami pelesapan yakni "KTSP" 13444120401034193976 13444120921181679317 7. KENAIKAN BBM Jelang Kenaikan BBM = yang naik BBM atau harganya??? seharusnya, "Jelang Kenaikan Harga BBM." 13444125911810693584 8. MENCONTEK Sebagian besar media sering menulis kata 'Mencontek'. Padahal yang benar= Menyontek’ berasal dari kata sontek’. Seharusnya bukan 'Mencontek' karena kata 'nyontek' mengalami pelesapan seperti 'menyapu', 'memaku', 'mengutuk', dan 'menulis'. Kata yang mengalamai pelesapan yakni kata yang diawali dengan huruf KTSP. Dari sekian banyak stasiun tv, hanya SCTV yang menuliskan kata 'Menyontek' dan inilah yang benar. 1344412406101861172 9. ME-RESHUFFLE RESHUFFLE dapat ditulis dengan “Pembancuhan”. Dalam gambar dua, terdapat tulisan “me-reshuffle”. Mengapa harus dipaksakan untuk dicampur aduk antara Bahasa Indonesi dan Bahasa Inggris? Dalam KBBI IV 2008, dapat tersua lema "Pembancuhan" yang berarti "Perombakan". Mengapa tidak ditulis "Perombakan Kabinet"??? Berikut kesalahan fatal dari penulisan frasa. Sebaiknya menggunakan kata "hubungi" atau "panitia". Apa itu NGINGGRIS??? Ini merupakan contoh gejala sok-sokan pemakaian Bahasa Inggris atau malah mereka tidak tahu apa Bahasa Indonesia untuk Reshuffle. 1344412457230427702 1344412505831070941 10. MENGANTRI 'Mengantri' Seharusnya 'Mengantre' = kata dasar 'Antre' 1344412985658559231 11. IJIN 'Ijin' seharusnya 'Izin' 1344413009705681620 Sumber = Foto Pribadi Melalui Ponsel Metrotv, Tvone, SCTV, RCTI Lihat Bahasa Selengkapnya

Pujisyukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul “ANALISIS SEKTOR LAPANGAN KERJA (PERTAMBANGAN) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS (STUDI KASUS PADA PT.
Manusia dan bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Manusia sebagai mahkluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa ada manusia lain. Dalam hidupnya, manusia selalu membutuhkan manusia lain. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan bahasa untuk menjalin komunikasi dengan manusia lain sehingga terpenuhi kewajiban moral manusia sebagai mahkluk sosial. Dalam hal ini, bahasa memainkan fungsinya sebagai alat komunikasi. Saat ini, berbagai media komunikasi berkembang sangat pesat. Salah satu medianya adalah melalui iklan di berbagai media. Meski dengan wujud yang berbeda, tetapi tetap saja bahasa menjadi hal utama dalam penyampaiannya. Iklan sendiri dapat dijumpai setiap saat dan di manapun manusia berada. Perkembangan media informatika semakin membuat itu menjadi lebih bervariasi. Hampir setiap hari manusia disajikan berbagai iklan baik itu di majalah, koran, televisi, radio, internet, bahkan di sepanjang jalan iklan dapat dijumpai. Iklan sendiri dianggap sebagai media yang cukup efektif dalam menyampaikan informasi kepada khalayak ramai. Monle Lee dan Carla Johnson mendefinisikan iklan sebagai sebuah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail pengeposan langsung, reklame luar ruang, atau kendaraan umum 20043. Iklan merupakan media komunikasi massa. Pemanfaatan bahasa dalam iklan disesuaikan dengan kebutuhan dan demi tercapainya maksud iklan itu sendiri. Secara khusus iklan di televisi lebih menekankan bahasa tutur dalam menyampaikan maksudnya kepada orang lain. Hal itu dapat diungkapkan oleh penutur dengan menggunakan kalimat imperatif, deklaratif, maupun introgatif dengan maksud tercapainya pesan kepada masyarakat. Menurut Rot Zoill melalui Rendra Widyatama 2005147 menjabarkan fungsi iklan dalam empat fungsi. Keempat fungsi tersebut akan dijabarkan sebagai berikut Iklan berfungsi untuk mempercepat berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang semula tidak dapat mengambil keputusan menjadi dapat mengambil keputusan. Sebagai contoh adalah meningkatkan permintaan, menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang sebuah produk. Iklan berfungsi untuk membangkitkan khalayak sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi daya tarik emosi, menyampaikan informasi tentang ciri suatu produk, dan membujuk konsumen untuk membeli. c. Fungsi Reinforcement meneguhkan sikap Iklan mampu meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh khalayak. Iklan mampu mengingatkan dan semakin meneguhkan terhadap produk yang diiklankan. Iklan di televisi memiliki kecendrungan menggunakan tindak tutur lisan yang berbeda antara iklan satu dengan yang lain. Dengan kata lain, iklan di televisi cenderung menggunakan bahasa percakapan. Percakapan itu sangat membantu menjelaskan maksud percakapan sehingga kalimat yang digunakan kalimat efektif. Bahkan jenis iklan yang sama pun memiliki tindak tutur yang berbeda pula. Berbagai iklan yang ditayangkan di televisi memiliki keragaman demi menjaring konsumennya dengan pengemasan bahasa yang semenarik mungkin. Bahkan demi menjaring konsumen, setiap iklan menunjukkan keunggulan barang yang diiklankan. Selain itu, iklan kerap kali ditayangkan berulang kali sehingga akan semakin memberikan kesan yang dalam kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini mempunyai maksud konsumen akan selalu ingat dengan tidak mempedulikan produk sejenis. Informasi iklan mempunyai empat unsur yang menjadi pembangun wacana iklan, yaitu pengiklan, barang atau jasa yang diiklankan, iklan, dan sasaran iklan. Termasuk di dalam unsur pengiklan adalah pihak yang punya produk barang jasa yang diiklankan dan biro jasa periklanan atau pembuat iklan. Masing-masing subunsur itu biasanya hadir dengan keperluannya masing-masing. Pemasang iklan hadir dengan keperluan agar produk, jasa, atau imbauan-imbauannya dapat sampai ke sasaran iklan secara efektif. Hal ini tidak berarti bahwa biro iklan tidak punya pengetahuan tentang konsumen bahkan ada biro iklan yang amat bertanggung jawab pada masyarakat sehingga berani menolak membuat iklan-iklan tertentu tetapi pengetahuannya tentang selera konsumen hanya merupakan faktor pendukung saja dalam memproduksi iklan. Iklan sendiri, baik iklan yang komersial, nonkomersial, maupun iklan korporasi, pada dasarnya adalah satu bentuk wacana direktif atau imperatif yang tertuang dalam bahasa audio, visual, dan verbal. Fungsi direktif dan imperatif iklan disampaikan melalui media suara audio, media gambar visual, dan media bahasa verbal. Bahasa yang digunakan di dalam iklan selalu memberi sugesti atau mengarahkan masyarakat agar mengkonsumsi atau melakukan aksi tertentu. Sebagai komunikasi yang efektif, iklan harus mampu membangun persepsi masyarakat konsumen menjadi seperti yang dikehendaki pemasang dan pembuat iklan, yaitu bahwa menggunakan barang dan jasa yang diiklankan atau melakukan aksi seperti yang dimbau dalam iklan akan mendatangkan sangat banyak manfaat kepada konsumen dan juga masyarakat secara umum. Bagian dalam iklan, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu bagian deskripsi dan bagian direktif. Dalam iklan-iklan panjang, misalnya iklan dalam bentuk advertorial, bagian deskripsi lebih dominan daripada bagian direktifnya. Bahkan, bagian direktifnya sering juga ditiadakan. Iklan seperti itu umumnya ditujukan kepada konsumen yang telah mempunyai kematangan analisis sehingga makna imperatif dari iklan itu dapat dibangun sendiri dengan mengembangkan hubungan kausalitas dari fakta yang diuraikan dalam iklan. Dalam iklan-iklan pendek, biasanya bagian direktif menjadi lebih dominan kecuali jika makna direktifnya dapat dipahami secara mudah atau telah menjadi pemahaman bersama. Boleh dikatakan, semakin panjang iklan semakin dominan unsur deskriptifnya. Keberhasilan sebuah iklan diawali dengan keberhasilan seorang penulis naskah iklan copywriter. Seorang penulis naskah iklan dituntut punya kemahiran berbahasa yang memadai. Dengan modal kemahiran berbahasa yang memadai, penulis naskah iklan dapat memainkan bahasanya hingga memperoleh efek yang diinginkan. Dalam iklan Indonesia, kemahiran berbahasa Indonesia saja ternyata tidak cukup. Pemahaman atau penguasaan ragam bahasa bahkan juga berbagai bahasa daerah di Indonesia menjadi kemahiran penting juga bagi penulis naskah iklan Indonesia. Kadang-kadang ambiguitas yang dibangun dari keragaman bahasa, menjadi pengingat verbal yang baik. B. Ragam, Sifat, dan Prinsip Bahasa Jurnalistik Bahasa jurnalistik merupakan salah satu cabang ilmu jurnalistik. Jurnalistik adalah ilmu yang terus berkembang berdasarkan norma-norma yang ada. Di Indonesia, ilmu jurnalistik ini harus disesuaikan dengan falsafah Negara kesatuan republik Indonesia yaitu Pancasila Patmono, 19931. Ilmu jurnalistik mempunyai landasan yang kuat dan manfaat jelas yakni landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Sugono 2009 15 mengelompokkan ragam bahasa jurnalistik ke dalam ragam bahasa berdasarkan pokok persoalan. Perbedaaan setiap ragam ditandai dengan kata-kata yang khas digunakan untuk setiap ragam. Kata-kata seperti cetakan, tulisan, dan editor banyak digunakan dalam ragam jurnalistik. Ragam bahasa jurnalistik memiliki kaidah tersendiri yang membedakan dengan ragam lain. Menurut Anwar dalam Efendi, 200865 bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan walaupun dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa. Karakteristik bahasa jurnalistik dipengaruhi banyak hal yang terkait dengan penentuan masalah, jenis tulisan, pembagian tulisan, dan sumber. Leech mengemukakan empat prinsip retorika tekstual yang harus dimiliki agar bahasa jurnalistik mudah dipahami, keempat prinsip itu antara lain 1. Prinsip prosesibilitas menganjurkan agar teks dapat disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami pembaca. Dalam proses memahami pesan, penulis harus menentukan a bagaimana membagi pesa-pesan menjadi satuan; b bagaimana tingkat subordinasi dan seberapa penting masing-masing satuan; c bagaimana mengurutkan satuan-satuan pesan itu. 2. Prinsip kejelasan, yaitu agar teks mudah dipahami. Prinsip ini menganjurkan agar teks tidak ambigu. Teks yang tidak ambigu memudahkan pembaca untuk memahami. 3. Prinsip ekonomi, yakni teks harus ditulis sesingkat mungkin tanpa harus merusak pesan. 4. Prinsip ekspresivitas, prinsip ini menganjurkan agar teks dikontruksikan selaras dengan aspek-aspek pesan. Bahasa jurnalistik mempunyai sifat yang khas dan unik. sifat ini menjadi ciri khas dari bahasa jurnalistik walaupun menyalahi tata bahasa. Bahasa jurnalistik dikenal juga bahasa pers. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa kreatif dalam bahasa Indonesia. Bahasa sifat khas jurnalistik yakni sebagai berikut 1. Singkat, artinya bahasa harus menghindari penjelasan yang panjang dan tidak penting. 2. Padat, artinya bahasa jurnalistik harus mampu menyampaikan informasi secara lengkap. Menerapkan prinsip 5 W dan 1 H, membuang kata-kata mubazir, dan menerapkan prinsip ekonomi kata. 3. Sederhana, artinya bahasa jurnalistik sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. 4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik menyampaikan informasi secara langsung. 5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang hidup, tumbuh, dan berkembang. 6. Jelas, artinya informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum. C. Bahasa Iklan dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Iklan merupakan media promosi bagi kalangan yang ingin menginformasikan antara lain, barang ide, dan jasa. Untuk menyampaikan informasi atau pesan dalam iklan, digunakan bahasa. Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pembuat semenarik mungkin sehingga tujuan atau fungsi persuasif dapat dicapai. Pada kesempatan ini akan dibahas bahasa iklan dari segi strukturnya. Struktur bahasa yang dibahas dikelompokkan berdasarkan tataran bahasa yakni; frase, klausa dan kalimat. Setiap tataran akan dibahas struktur dan maknanya. Dia samping itu, dibahas juga informasi dan maksud yang disampaikan oleh iklan. Teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah ini adalah menyangkut instruktur bahasa. Teori struktur bahasa yang digunakan antara lain, frase, klausa, dan kalimat. Bahasa dalam iklan dapat dijelaskan berdasarkan tataran bahasa yaitu frase, klausa, dan kalimat. Frase dalam teks iklan ada dua tipe yaitu frase endosentris dan eksosentris. Frase endosentris dapat dibedakan menjadi eksosntris. Frase endosentris dapat dibedakan menjadi endosentris yang koordinatif, endosentris yang atributif dan endosentris yang apositif. Selanjutnya frase eksosentris dapat dibedakan menjadi eksosentris yang direktif preposional, dan yang nondirektif. Klausa adalah teks iklan berdasarkan kategori, kata atau frase yang menduduki P ada dua jenis yaitu klausa verbal dan klausa nonverbal. Klausa verbal terdiri atas klausa transitif dan verbal intransitif. Sebaliknya, klausa nonverbal terdiri atas lima jenis yaitu, klausa adjektif, klausa nominal, klausa numeral, dan klausa depan. Kalimat dalam teks iklan berdasarkan jumlah klausa pembentukan kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Informasi yang disampaikan melalui teks iklan adalah membeikan penjelasan tentang barang yang dipromosikan. Sebaliknya, maksud yang disampaikan adalah pemujian dan pengajakan terhadap hal yang dipromosikan. D. Penyimpangan Bahasa Iklan dan Contoh Analisis Kesalahan Bahasa Iklan Terdapat beberapa penyimpangan bahasa iklan dari kaidah bahasa Indonesia baku, yakni 1. Penyimpangan Klerikal Ejaan dan Tanda baca Kesalahan ini hampir setiap kali dijumpai di dalam surat kabar, baik media cetak maupun media elektronik seperti iklan di televisi. Kesalahan ejaan juga terjadi dalam penulisan kata. Kesalahan tanda baca dapat dijumpai dalam penggunaan tanda titik ., tanda koma ,, tanda hubung -, dan lain-lain. Jika dilihat dari segi ejaan, bahasa iklan sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Namun, masih terdapat ejaan khas yang menimbulkan kesalahan. Penggunaan tanda titik . dan tanda koma , untuk kalimat deklaratif sering dilupakaan dalam iklan. Kalimat-kalimat iklan sering melupakan tanda titik sehingga menimbulkan kalimat dalam iklan seolah-olah sebuah judul karangan. Contoh kalimat iklan, antara lain v Lebih dari oli pelumas berteknologi iklan Oli Castrol di Trans 7 v Diputer, dijilat, dicelupin makan oreo iklan Oreo di Trans TV 2. Penyimpangan gramatikal yang terdiri atas Pemenggalan kata ketika ganti baris terkesan asal penggal saja. Kesalahan ini disebabkan pemenggalannya menggunakan program komputer berbahasa Inggris. Hal ini sebenarnya sudah bisa diantisipasi dengan program pemenggalan bahasa Indonesia. Contoh pemenggalan kata yang salah tersebut antara lain v Surya 12, taklukkan tantanganmu! iklan Surya 12 di RCTI v Awali dengan sikat gigi, tuntaskan dengan Listerine. iklan Listerine di Trans TV b. Penyimpangan Morfologis Penyimpangan ini sering ditemui dalam pemakaian kata kerja tidak baku dengan penghilangan afiks. Afiks pada kata kerja yang berupa prefiks atau awalan dihilangkan. Begitu juga pada penggunaan frase atau kelompok kata. Kesalahan yang sering terjadi pada aspek morfologi adalah penggunaan afiksasi yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia. Kata-kata dalam bahasa Indonesia sering diberi afiksasi yang salah. Kesalahan ini dipandang sebagai hal yang wajar sehingga pembaca baca penikmat iklan menganggap sesuatu yang benar. Contoh kalimat iklan v Pembersih porselin, nggak bikin cape dech…..!!! iklan WPC di indosiar. v Alaminya bikin semua kebaikan. iklan The Gelas di RCTI Kesalahan berupa pemakaian tata bahasa dan sruktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan pengertian. Hal ini disebabkan karena logika yang kurang bagus. Kesalahan dalam sintaksis terjadi karena logika yang kurang bagus. Kesalahan berupa tata bahasa atau struktur kalimat yang kurang benar sehingga menyalahkan pengertian. Contoh kalimat iklan v Tumbuh tuh ke atas, enggak ke samping iklan Cerebrovit di RCTI v Nyaman kapan aja! iklan Laurier di Trans 7 Kesalahan atau penyimpangan ini sering dilakukan dengan alasan kesopanan atau meminimalkan dampak buruk pemberitaan. Kadang kala bahasa iklan mengangkat diksi yang berbaur kekerasan dan menimbulkan suatu pertikaian antar pihak karena bahasa yang digunakan sangat menyinggung pribadi tertentu. Kesalahan pada aspek semantik terjadi karena penggunaan prinsip kesopanan atau lebih meminimalkan dampak buruk penyajiaan iklan. Kesopanan yang digunakan menyebabkan terjadi pemilihan kata-kata yang kurang cocok. Contoh kalimat Iklan v Energen untuk menang tiap hari.iklan Energen di Trans TV v Rinso cair, menghilangkan noda 2X lebih efektif. iklan Rinso di Global TV 4. Penyimpangan Aspek Kewacanaan Penyimpangan bahasa iklan dari aspek kewacanaan dilihat dari makna bahasa yang berkaitan dengan aktivitas dan sistem-sistem di luar bahasa. Bahasa iklan merupakan teks wacana dari bentuk pemakaian bahasa yang diatur oleh sistem sosial budaya. Analisis fungsional menekankan pada makna sosial dan makna budaya. Pemakaian bahasa dalam iklan dengan makna yang terselubung berarti memberikan informasi yang tidak akurat, tidak disampaikan secara terbuka tetapi dibungkus oleh tuturan yang diperhalus, diajarkan atau dipositifkan. Jika dihubungkan dengan peristiwa tutur maka bahasa iklan seharusnya mampu mewujudkan tiga unsur peristiwa tutur, yaitu a. Field yaitu berhubungan dengan apa yang sering terjadi pada bidang tertentu b. Tenor yaitu berkaitan dengan partisipan yang tersangkut dalam interaksi verbal c. Mode yaitu berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa yang harus digunakan dalam bentuk interaksi. Contoh kalimat iklan yang menyimpang dari aspek kewacanaannya, antara lain v Molto ultra wanginya lebih lama dan tak terkalahkan. iklan molto ultra di SCTV v Jupiter ZR, yang lain ketinggalan. iklan motor Jupiter ZR di SCTV 5. Peminjaman Istilah-istilah atau Perkataan-perkataan Asing yang Populer di Masyarakat Penggunaan istilah-istilah asing banyak dijumpai dalam media massa padahal pengganti istilah asing sudah diserap dalam istilah bahasa Indonesia. Contohnya saja dari aspek kosa katanya. Kosa kata yang digunakan dalam iklan banyak mengunakan bahasa asing dan bahasa daerah. Penggunaan kata tersebut seharusnya mengikuti aturan tata bahasa Indonesia. Penggunaan kata asing dan daerah seharusnya dimiringkan tetapi di dalam bahasa iklan tidak ditulis miring. Kesalahan dalam bahasa iklan pada umum terjadi pada aspek kosa kata. Contoh kalimat iklan tersebut, yaitu v Suzuki way of life!! iklan Suzuki di RCTI Sonice, enak bro!!iklan Sonice di TRANS TV
BulanOktober dikenal sebagai Bulan Bahasa. Terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi tonggak untuk menjunjung bahasa persatuannya, yakni bahasa Indonesia. Akan tetapi, saat ini bahasa Indonesia mulai tergeser oleh pengaruh bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris. Lalu, bagaimana eksistensi bahasa Indonesia pada era ArticlePDF Available AbstractThe language error are often found in advertising slogan on television. The purpose of this study was to describe the meaning of Indonesian slogan and mistakes in advertisement of tea and coffee on television. The method used in this research is qualitative descriptive. Data sources in this study are words derived from the slogan of advertising in 2018 for tea and coffee drinks on INDOSIAR, RCTI, SCTV, MNC TV, ANTV, GLOBAL TV stations. Data collection techniques in this study are referenced and recorded. Data analysis in this study includes the interpretation of the meaning of the tea and coffee drink advertising slogan and the Indonesian language error contained in it. The results of this study are the meaning contained in the slogan of the advertisement of tea and coffee drinks on television showing that the advertising slogan makers display the superiority of their products in term of taste, product origin and health. Indonesian language error in the slogan of advertising for tea and coffee drinks on television include the use of foreign terms, the use of comma, elimination of conjunctions in clauses, improper use of prepositions, excessive use of elements, ambiguity of sentence, illogical sentence, non-parallel sequences, sentence that are not subject, words of affirmation, and influence of regional language. Keywords meaning, slogan, television, advertisement, language error MAKNA SLOGAN DAN KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA IKLAN MINUMAN DI TELEVISI Abstrak Kesalahan berbahasa sering ditemukan dalam slogan iklan di televisi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan makna slogan dan kesalahan berbahasa Indonesia dalam slogan iklan minuman teh dan kopi di televisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang berasal dari slogan iklan minuman teh dan kopi di stasiun televisi INDOSIAR, RCTI, SCTV, MNC TV, ANTV dan GLOBAL TV tahun 2018. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah simak dan catat. Analisis data penelitian ini meliputi interpretasi makna slogan iklan minuman teh dan kopi, serta kesalahan berbahasa Indonesia yang ada di dalamnya. Hasil penelitian ini adalah makna yang terkandung dalam slogan iklan minuman teh dan kopi di televisi menunjukkan bahwa pembuat slogan iklan menampilkan keunggulan produknya dari sisi rasa, asal usul produk dan kesehatan. Kesalahan berbahasa Indonesia dalam slogan iklan minuman teh dan kopi di televisi meliputi penggunaan istilah asing, penggunaan tanda koma, penghilangan konjungsi pada anak kalimat, pemakaian preposisi yang tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan, ambiguitas kalimat, kalimat yang tidak logis, urutan yang tidak paralel, kalimat tidak bersubjek, kata imbuhan, dan pengaruh bahasa daerah. Kata kunci makna, slogan, televisi, iklan, kesalahan berbahasa Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available Sri HaryatiMalan LubisKhairil AnsariThis study aims to find out the developmentof brochure-based teaching materials on persuasive text in grade 7th object of this study is grade 7th students of Dwi Tunggal Tanjung Morawa. The result shows that The process of developing the development of brochure-based teaching materials on persuasive text material was carried out in three stages, namely the preliminary study phase, the initial product development and product testing. At the stage of the preliminary study an analysis of the needs of teachers and students was carried out. The results of the needs analysis obtained data that 100% of teachers and students of Junior High School Dwi Tunggal Tanjung Morawa need teaching materials in the Indonesian language learning companion. In the initial product development stage, product design and product validation were carried out to 2 material experts and 2 media design experts. After the validation process, the product is declared feasible for testing. In the third stage, product testing was carried out in three ways, namely individual trials, small group trials and limited field trials. Individual trials obtained an average percentage of with the category "Very good", the small group trial received an average percentage of with the category "Very Good". Limited field trials received an average percentage of with the category "Very Good". Based on these data, obtained appropriate teaching materials to be used by teachers and students in NariusTranslating of a text needs enough skill and knowledge about the topic that will be translated. The meaning including in various language sources, lexical meaning, grammatical meaning, contextual or situational meaning, textual meaning, sociocultural meaning and idiomatic meaning. If it is connected to advertisement, meaning that will be delivered to listener or reader are messages that will persuade the reader for acting. Advertisement language is simple but it has persuasive function. The various advertisement forms have specific challenge in translating, because audio advertisement is different from visual and audio visual. Key words/ phrases translating, advertisement, meaning, advertisement typesMeira Anggia PutriJapan is the land of industry which produces many kind of products. To market their product one of the effective ways is by using advertisement. Advertisement is something that we always see in our daily life. We can find it anywhere, at the billboard, television, magazine, newspaper, radio, etc. Since the objective of any type of advertising is to persuade the public to buy product or service, advertiser uses many ways to convey his product message, one of them is by using figurative language. Figurative language is language that is used in an exaggerated fashion to represent an idea. Figurative language in advertising is used to help the consumer picture himself benefiting from the product or service being mentioned. Based on Abrams theory, figurative language divided into two classes figures of thought and figures of speech. Figures of thought grouped into five, they are simile, metaphor, metonymy, synecdoche, and personification. Japanese advertisers often use this figures of thought to their ads. This paper discusses about figures of thought in Japanese ad copywriting. The purpose of this paper is to analyze the use of figures of thought in Japanese ad Copywriting for knowing the message it contains. Keywords Japanese advertising, copywriting, figurative language, figures of LoflandLyn H. LoflandManual para la investigación cualitativa en ciencias sociales, en el que se presentan -paso a paso- técnicas para recoger, enfocar y analizar datos Koherensi Mikro Pada Karya Ilmiah MahasiswaG L AndovitaH PujiatiA Dan RahmatAndovita, G. L., Pujiati, H. dan Rahmat A. Tingkat Koherensi Mikro Pada Karya Ilmiah Mahasiswa. Lingua Didaktika. Vol. 12 No. 1, hal. 45-58.Analisis Wacana Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana MediaA BadaraBadara, A. 2014. Analisis Wacana Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta Relation dan Publik Relation dalam ManagementO U EffendyEffendy, O. U. 1986. Human Relation dan Publik Relation dalam Management. Bandung of Mass Communication, 5 th EditionD MelvinB SandraMelvin, D. dan Sandra, B. 1989. Theories of Mass Communication, 5 th Edition. New York-London Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja RosdakaryaJ MoleongMoleong, J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota SurakartaS RatnaA DewiRatna, S. & Dewi, A. 2016. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota Surakarta. Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta. Vol. 2 No. 5, hal. 46 -68.Analisis Kesalahan BerbahasaN SetyawatiSetyawati, N. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa. Surakarta Yuma Pustaka.
AnalisisGangguan Berbahasa Pada Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Jepara : Studi Perkembangan Kognitif: Selasa, 2022-06-21 ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS PADA TUGAS KARANGAN PENDEK SISWA SMA NEGERI 1 BATU: Rabu, 2022-06-08: : Bentuk dan Strategi Tindak Tutur Memohon dalam Drama Televisi Hanzawa Naoki: Kamis,

ArticlePDF Available AbstractPenulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan berbahasa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan memfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian huruf kapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim, serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata atau diksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa asing. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. ISSN 2354-7200 cetakISSN 2621-2013 daringVolume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANSirok BastraJurnal Kebahasaandan KesastraanP-ISSN2354-7200E-ISSN2621-2013KANTOR BAHASA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ISSN 2354-7200 cetakISSN 2621-2013 daringVolume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANJurnal ini merupakan wadah informasi kebahasan, kesastraan, dan pengajarannya yang memuathasil penelitian, studi kepustakaan, dan tulisan ilmiah bidang kebahasan dan kesastraan sertapengajarannya. Sirok Bastra terbit dua kali setahun, yakni Juni dan Desember; terbit sejak Juni2013 cetak dan Juni 2018 cetak dan daring.Penanggung JawabKepala Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung Drs. Hidayatul Astar, BestariProf. Dr. Agus Nuryatin, Universitas Negeri SemarangProf. Amrin Saragih, Universitas Negeri MedanProf. Suwardi Endraswara, Universitas Negeri YogyakartaDr. Felicia Nuradi Utorodewo, Universitas IndonesiaDr. Pujiharto, Universitas Gadjah MadaDr. Katubi Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaYulitin Sungkowati, Balai Bahasa Jawa TimurNazarudin, Universitas IndonesiaPemimpin RedaksiPrima HariyantoPenyuntingDr. Asyraf Suryadin, STKIP Muhammadiyah Bangka BelitungDwi Oktarina, Kantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungHotnida Novita Sary, Editor Bahasa PT Liputan Enam Dot ComEdwin Dwijaya, Kantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungDesain GrafisFeri Pristiawan, Septi Kurniawati, Redaksi dan PenerbitKantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungKompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kep. Bangka BelitungJalan Pulau Bangka, Airitam, Kota Pangkalpinang, Prov. Kepulauan Bangka BelitungTelepon 0717 438455, Faksimile 07179103317Laman sirokbastra suatu tulisan dalam jurnal ini tidak berarti redaksi menyetujui isi tulisan tulisan menjadi tanggung jawab penulis. Tulisan telah ditinjau dan diulas oleh mitrabestari. Setiap karangan dalam jurnal ini dapat diperbanyak setelah mendapat izin tertulisdari penulis, redaksi, dan penerbit. iPENGANTARPuji syukur ke hadirat Pemilik dan Pencipta semesta ini yang memiliki kuasa atas diri-Nyasendiri. Dialah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggaVolume 6 Nomor 1 Jurnal Sirok Bastra Tahun 2018 dapat terbit meskipun terlambat satu edisi ini dimuat sembilan tulisan, yakni lima tulisan kebahasaan, tiga tulisankesastraan, serta satu tulisan pengajaran bahasa dan penelitiannya, Jumani mendeskripsikan struktur dan nilai moral pantun pada rubrik“Bujang Besaot” untuk dijadikan bahan ajar sastra di SMA. Berdasarkan hasil penelitian, pantunpada rubrik “Bujang Besaot” didominasi tema percintaan dan rima akhir dengan pola rima a b ab. Citraan visual dan nilai moral persahabatan adalah unsur yang mendominasi pantun rubrik“Bujang Besaot”. Berdasarkan analisis struktur dan nilai moral, pantun rubrik “Bujang Besaot”dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di tulisannya, Wahyu Heriyadi membahas politik teror gotik-postmodern danrepresentasi disabilitas dalam Ular di Mangkuk Nabi karya Triyanto Triwikromo. Pada buku ini,jalinan cerita dengan susunan kerumitan, teror, erotika, metafiksi, mistik, ruang tafsir pembacayang dibuyarkan. Cerita ini menawarkan sebuah pengalaman baru bagi pembacanya, politikteror gotik-postmodern. Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa Triyanto Triwikromomembawa politik teror melalui genre gotik-postmodern kepada pembaca, di dalam kumpulancerita Ular di Mangkuk kajiannya, Sakila membahas penerapan metode latihan drill dalam pembelajaranmenulis resensi buku pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXdalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Teknik dan langkah-langkah pembelajaran denganmenggunakan metode latihan drill dapat diterapkan pada pembelajaran materi pokokmeresensi buku pengetahuan. Penerapan metode ini memungkinkan para siswa melatih dirinyasendiri menulis resensi buku pengetahuan dan menemukan sendiri informasi yang diperlukanuntuk mencapai tujuan instruksional pada mata pelajaran Bahasa IndonesiaDalam penelitiannya, Bram Denafri membahas struktur informasi yang dikemas dalamkonstruksi gramatikal kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukanbahwa unsur topik kalimat tunggal bahasa Indonesia dapat diisi oleh subjek dan dapat dibubuhi penanda berupa penanda demonstratif, seperti leksikal ini dan itu yangberkaitan dengan konteks. Pemarkah takrif ini dan itu menjadikan topik bersifat terbatas,struktur fokus-praanggapan dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia terdapat tiga jenis strukturfokus, yaitu struktur fokus kalimat, struktur fokus argumen dan struktur fokus predikat. Strukturfokus-praanggapan dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia terdapat dua jenis struktur fokus,yaitu struktur fokus argumen dan struktur fokus kajiannya, Ni Nyoman Ayu Suciartini membahas pemertahanan bahasa Balidalam parodi “Hai Puja”. Video parodi “Hai Puja” telah ditonton ribuan masyarakat sebagai salahsatu media yang memiliki kedudukan strategis dan potensial dalam usaha pembinaan sertapengembangan bahasa Bali sejak usia dini. Berdasarkan analisis, ditemukan faktor sosiolinguistikyang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali dalam parodi “Hai Puja” ini, yaitu 1 loyalitasterhadap bahasa Ibu, 2 sikap bahasa golongan muda, serta 3 penggunaan media sosial yangsesuai dengan perkembangan tulisannya, Rissari Yayuk membahas makna implikatur percakapan tuturanenyekan sebagai manifestasi melecehkan muka dalam bahasa Banjar. Hasil penelitianmenunjukkan terdapat tiga manisfestasi melecehkan muka pada tuturan enyekan dalam bahasaBanjar dengan sinis, dengan kata-kata kasar, dan ejekan. Makna implikaturnya meliputi maknamemerintah berkategori melecehkan muka dengan kata sinis dan kasar; makna implikaturmelarang berkategori melecehkan muka dengan sinis dan kasar; dan mmakna implikaturpenegasan dengan artikelnya, Hestiyana membahas bentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukanberkaitan dengan ejaan, pilihan kata atau diksi, dan unsur serapan dari bahasa tulisannya, Desi Wulandari mengkaji keterkaitan pembelajaran puisi melaluimetode konstruktivisme berbasis karakter untuk meningkatkan keterampilan menulis esai. iiDengan menggunakan metode konstruktivisme, peserta didik dapat membangun atau menyusunide baru berdasarkan pengalaman dari pembelajaran puisi menjadi esai. Dari hasil penelitianterdapat peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ide baru daripembelajaran puisi menjadi kajiannya, Agoes Hendriyanto,Arif Mustofa, dan Bakti Sutopomendeskripsikan nilai filosofis yang terkandung dalam seni Kethek Ogleng Desa Tokawi,Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan seniKethek Ogleng mengandung filsafat yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Halfilosofis tersebut menyangkut manusia sebagai individu maupun makhluk mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah bersedia menerbitkankarya mereka pada edisi ini. Para penulis merupakan peneliti, pakar, dosen, dan mahasiswa dariberbagai perguruan tinggi dan instansi. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para mitrabestari kami yang telah memberi ulasan terhadap tulisan-tulisan yang masuk ke memenuhi keberagaman isi dan penulis, Sirok Bastra membuka kesempatan bagipara peneliti dan penulis menyampaikan hasil penelitian dan pemikiran mutakhir dalam bidangkebahasaan, kesastraan, dan Agustus 2018Redaksi iiiDAFTAR ISIPENGANTAR ....................................................................................................... iDAFTAR ISI........................................................................................................ iiiKUMPULAN ABSTRAK........................................................................................... ivABSTRACT COLLECTIONS.................................................................................... ixSTRUKTUR DAN NILAI MORAL PANTUN PADA RUBRIK “BUJANG BESAOT” SERTAPEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJARStructure and Moral Value of Pantun at Rubric “Bujang Besaot” and Its Utilizationas Literature MaterialsJumani.............................................................................................................. 1—21POLITIK TEROR GOTIK-POSTMODERN DAN REPRESENTASI DISABILITAS DALAMULAR DI MANGKUK NABIGothic-Postmodern Political Terror and Disability Reprententation on “Ular diMangkuk Nabi”Wahyu Heriyadi ............................................................................................... 23—28PENERAPAN METODE LATIHAN DRILL DALAM PEMBELAJARAN MENULISRESENSI BUKU PENGETAHUANApplication of Drill Method in Learning of Writing Knowledge Book ReviewSakila ............................................................................................................... 29—42STRUKTUR INFORMASI KALIMAT BAHASA INDONESIAInformation Structure of Indonesian SentenceBram Denafri.................................................................................................... 43—49PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM PARODI “HAI PUJA”Defense of Balinese Language in Parody “Hai Puja”Ni Nyoman Ayu Suciartini................................................................................ 51—65MAKNA IMPLIKATUR PERCAKAPAN TUTURAN ENYEKAN SEBAGAI MANIFESTASIMELECEHKAN MUKA DALAM BAHASA BANJARThe Meaning of Speech Implicature of Enyekan Statement as Manifestation ofFace Harassment in Banjar LanguageRissari Yayuk ................................................................................................... 67—79BENTUK KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN IKLAN MEDIA LUAR RUANGDI KOTA PELAIHARIThe Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising inPelaihari CityHestiyana......................................................................................................... 81—92PEMBELAJARAN PUISI MELALUI METODE KONSTRUKTIVISME BERBASISKARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULISPoetry Learning by Conducting Character Based Contructivism Method toEnchance Writing SkillDesi Wulandari................................................................................................. 93—104FILOSOFI JAWA DALAM SENI KETHEK OGLENG DESA TOKAWI, KECAMATANNAWANGAN, KABUPATEN PACITANJavanese Philosophy in Kethek Ogleng Art of Tokawi Village, Nawangan District,Pacitan RegencyAgoes Hendriyanto, dkk. ................................................................................. 105—115 Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas SMA Negeri 1 Pangkalpinang“Struktur dan Nilai Moral Pantun “Bujang Besaot” serta Pemanfaatannya sebagai Bahan AjarSastra di SMA”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 1—21Pantun sebagai salah satu karya sastra dapat dikaji dari berbagai aspek. Pantun dapat dikajisebagai sebuah struktur yang bermakna dan mengandung nilai. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan struktur dan nilai moral pantun pada rubrik “Bujang Besaot” untuk dijadikanbahan ajar sastra di SMA. Sumber data penelitian ini adalah surat kabar harian Bangka Posterbitan Juni-September 2008. Data penelitian berupa data tulis. Pengumpulan data penelitian inidilakukan dengan metode studi pustaka dengan teknik baca dan catat. Dalam analisis data,metode yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasilpenelitian, pantun pada rubrik “Bujang Besaot” didominasi tema percintaan dan rima akhir denganpola rima a b a b. Citraan visual dan nilai moral persahabatan adalah unsur yang mendominasipantun rubrik “Bujang Besaot”. Berdasarkan analisis struktur dan nilai moral, pantun rubrik“Bujang Besaot” dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di Kunci pantun, nilai moral, bahan ajar, struktur pantunWahyu Heriyadi Penerbit Vidya Mandiri“Politik Teror Gotik-Postmodern dan Representasi Disabilitas dalam Ular di Mangkuk Nabi”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 23—28Sastra bergenre gotik ternyata mampu menyedot pembaca, seperti novel-novel karya AbdullahHarahap pada 1970—1980. Namun, muncul kontroversi berkepanjangan untuk menyebut karyasastra gotik sebagai sebuah genre yang patut dikaji dan diapresiasi para pengkritik sastra diIndonesia. Sebab, moralitas yang disajikan melalui karya sastra justru dapat dilakukan dengan hal-hal yang berbanding terbalik dengan kaidah moralitas yang mestinya berlaku. Oleh karena itu,kritik sastra gotik semakin mendapat ruang untuk membedah sebuah karya sastra, terlebih lagidengan kehadiran alat analisis melalui pendekatan gotik-postmodern. Pendekatan gotik-postmodern dan disabilitas dipakai untuk membongkar segala aspek dalam kumpulan cerita Ular diMangkuk Nabi karya Triyanto Triwikromo. Pada buku ini, jalinan cerita dengan susunan kerumitan,teror, erotika, metafiksi, mistik, ruang tafsir pembaca yang dibuyarkan. Cerita ini menawarkansebuah pengalaman baru bagi pembacanya, politik teror gotik-postmodern. Berdasarkanpenelitian, disimpulkan bahwa Triyanto Triwikromo membawa politik teror melalui genre gotik-postmodern kepada pembaca, di dalam kumpulan cerita Ular di Mangkuk kunci politik teror, gotik-posmodern, disabilitas Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas SMP Negeri 2 Singkawang“Penerapan Metode Latihan Drill dalam Pembelajaran Menulis Resensi Buku Pengetahuan”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 29—42Metode sangat penting dan harus dimiliki oleh guru sebelum memasuki ruang belajar. Hal inidisebabkan karena metode merupakan pondasi awal untuk mencapai tujuan pendidikan dankeberhasilan sebuah pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam proses danpeningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kompetensi guru berbanding lurus dengan prestasisiswa. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran dan gagasan, danlangkah-langkah penerapan metode latihan drill dalam pembelajaran menulis resensi bukupengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX dalam mata pelajaranBahasa Indonesia. Teknik dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metodelatihan drill dapat diterapkan pada pembelajaran materi pokok meresensi buku ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Mereka tidak hanya berperan sebagai penerimapelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukansendiri inti dari materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Kesimpulan akhir dapat disampaikanbahwa dengan penerapan metode latihan drill memungkinkan para siswa melatih dirinya sendirimenulis resensi buku pengetahuan dan menemukan sendiri informasi yang diperlukan untukmencapai tujuan instruksional pada mata pelajaran Bahasa kunci metode latihan drill, pembelajaran menulis resensi buku pengetahuan,Bram Denafri Universitas Pamulang“Struktur Informasi Kalimat Bahasa Indonesia”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 43—49Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan struktur informasi yang dikemas dalam konstruksigramatikal kalimat bahasa Indonesia. Struktur informasi memperhatikan bentuk ujaran dalamhubungannya dengan asumsi penutur dan pendengar. Asumsi ini berhubungan dengan bentukteks yang diproduksi dan bentuk dasar tertentu yang dipilih oleh penutur dan mitra tutur. Semuahal tersebut tecermin dalam struktur gramatikal kalimat. Analisis data dilakukan menggunakanmetode agih. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung, teknik lesap dan teknikbaca markah. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa unsur topik kalimat tunggalbahasa Indonesia dapat diisi oleh subjek dan keterangan. Topik dapat dibubuhi penanda berupapenanda demonstratif, seperti leksikal ini dan itu yang berkaitan dengan konteks. Pemarkah takrifini dan itu menjadikan topik bersifat terbatas,struktur fokus-praanggapan dalam kalimat tunggalbahasa Indonesia terdapat tiga jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus kalimat, struktur fokusargumen dan struktur fokus predikat. Struktur fokus-praanggapan dalam kalimat majemuk bahasaIndonesia terdapat dua jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus argumen dan struktur fokuspredikatKata kunci struktur informasi, bahasa Indonesia. Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Nyoman Ayu Suciartini STMIK STIKOM Bali“Pemertahanan Bahasa Bali dalam Parodi Hai Puja’”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 51—65Berkembangnya teknologi memberi pengaruh tersendiri bagi pemakaian bahasa, terutama bahasadaerah. Bahasa Bali sebagai bahasa ibu atau bahasa daerah harus terus produktif dan dikenalkandengan cara-cara kekinian untuk tetap bertahan pada generasi milenial. Kemunculan saluranYoutube dalam bentuk parodi “Hai Puja” penting diapresiasi sebagai salah satu mediapemertahanan bahasa Bali. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan kalimatberbahasa Bali dalam video parodi “Hai Puja” yang telah ditonton ribuan masyarakat sebagai salahsatu media yang memiliki kedudukan strategis dan potensial dalam usaha pembinaan sertapengembangan bahasa Bali sejak usia dini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teorisosiolinguistik, yaitu teori pergeseran dan pemertahanan bahasa. Metode yang digunakan adalahmetode simak, metode cakap, dan metode wawancara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwaada faktor sosiolinguistik yang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali dalam parodi hai puja ini,yaitu 1 loyalitas terhadap bahasa Ibu, 2 sikap bahasa golongan muda, serta 3 penggunaanmedia sosial yang sesuai dengan perkembangan Kunci Hai Puja, pemertahanan bahasa BaliRissari Yayuk Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan“Makna Implikatur Percakapan Tuturan Enyekan sebagai Manifestasi Melecehkan Muka dalamBahasa Banjar”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 67—79Tuturan enyekan pada bahasa Banjar berfungsi sebagai ungkapan untuk mematahkanpembicaraan orang lain. Tuturan ini merupakan salah satu manisfestasi ketidaksantunanberbahasa yang berwujud melecehkan muka dengan ragam makna implikaturnya. Penelitian inimengkaji 1 bagaimana manifestasi melecehkan muka dalam kalimat enyekan pada bahasaBanjar; dan 2 apa saja konteks implikatur enyekan sebagai manifestasi melecehkan muka padaBahasa Banjar. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan manifestasi melecehkan muka dalamkalimat enyekan pada bahasa Banjar serta memaparkan konteks implikatur enyekan sebagaimanifestasi melecehkan muka pada bahasa Banjar. Data diambil di Desa Bincau, KabupatenBanjar, Kalimantan Selatan. Metode pengumpulan data penelitian adalah pengamatan langsungdengan teknik catat. Data dikaji berdasarkan teori pragmatik. Metode analisis data menggunakandeskriptif analitik dan teknik interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga manisfestasimelecehkan muka pada tuturan enyekan dalam bahasa Banjar dengan sinis, dengan kata-katakasar, dan ejekan. Selanjutnya, makna implikatur percakapan tuturan enyekan sebagai manifestasimelecehkan muka dalam bahasa Banjar meliputi makna memerintah berkategori melecehkanmuka dengan kata sinis dan kasar. Berikutnya, makna implikatur melarang berkategorimelecehkan muka dengan sinis dan kasar. Terakhir makna implikatur penegasan dengan Kunci linguistik, implikatur, bahasa Banjar Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Balai Bahasa Kalimantan Selatan“Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota Pelaihari”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 81—92Penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan medialuar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif denganmemfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitianini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknikobservasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasilpenelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian hurufkapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata ataudiksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa kunci kesalahan berbahasa, penulisan, media luar ruangDesi Wulandari SMA Plus Bahrul Ulum Islamic Centre-Sungailiat“Pembelajaran Puisi melalui Metode Konstruktivisme Berbasis Karakter untuk MeningkatkanKetrampilan Menulis”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 93—104Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan pembelajaran puisi melalui metodekonstruktivisme berbasis karakter untuk meningkatkan keterampilan menulis esai. Puisi sebagaisalah satu bentuk sastra mempunyai peran sangat penting dalam pembentukan karakter pesertadidik. Karakter yang penting dimiliki oleh peserta didik adalah semangat kebangsaan. Melihatvideo puisi, memaknai puisi, dan menulis esai dengan tema semangat kebangsaan dapatmenumbuhkan karakter tersebut. Dengan menggunakan metode konstruktivisme, peserta didikdapat membangun atau menyusun ide baru berdasarkan pengalaman dari pembelajaran puisimenjadi esai. Langkah-langkah pembelajaran melalui metode konstruktivisme adalah 1 orientasi,2 elisitasi, 3 restrukturisasi ide, 4 penggunaan ide, dan 5 review ide. Metode pengumpulandata yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari pendahuluan,perencanaan, tindakan, dan refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdata deskriptif atau nonstatistik. Dari hasil penelitian terdapat peningkatan kemampuan pesertadidik dalam mengembangkan ide baru dari pembelajaran puisi menjadi esai. Pada siklus 1 hanya 8peserta didik yang melampaui KKM dengan rata-rata 76, sedangkan pada siklus 2 terjadipeningkatan, yakni seluruh peserta didik mendapatkan nilai melampaui KKM dengan rata-rata disimpulkan bahwa integrasi pembelajaran puisi melalui metode konstruktivisme berbasiskarakter direkomendasikan dapat meningkatkan keterampilan menulis kunci karakter, puisi, konstruktivisme, menulis Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Hendriyanto, Arif Mustofa, Bakti Sutopo STKIP PGRI Pacitan“Filosofi Jawa dalam Seni Kethek Ogleng Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, KabupatenPacitan”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 105—115Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai filosofis yang terkandung dalam seni Kethek OglengDesa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Seni Kethek Ogleng merupakan satu-satunya seni yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tokawi. Keberadaan seni tersebut sekarangdikenal di beberapa kalangan dan telah dikelola secara baik oleh Sukisno dengan mendirikanPaguyuban Condro Wanoro sebagai wadah untuk melestarikan sekaligus memasyarakatkan seniyang dikreasi oleh Sutiman. Seni Kethek Ogleng berbasis nilai yang ada di sekitar masyarakatsehingga filosofi yang dimaksud adalah filosofi masyarakat Jawa. Penelitian ini termasuk penelitiankualitatif. Data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun analisis datamenggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan seniKethek Ogleng mengandung filsafat yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Halfilosofis tersebut menyangkut manusia sebagai individual maupun sosial. Secara individu, segifilosofis mengajarkan hakikat manusia, tata cara manusia berkegiatan dalam kehidupan, danmengajarkan hidup hemat sebagaimana prinsip orang Jawa. Adapun dimensi sosial menekankanpentingnya relasi antarmanusia dilaksanakan secara baik dan damai serta menghindarkan diri dariketegangan dan konflik agar terjalin hubungan yang hormonis sebagaimana manusia dititahkansebagai makhluk yang berpikir dan berbudaya serta sebagai salah satu entitas kunci seni, Kethek Ogleng, filosofis, manusia, masyarakat Jawa Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of SMA Negeri 1 Pangkalpinang“Structure and Moral value of Pantun at Rubric of “Bujang Besaot” and Its Utilization as LiteratureMaterials”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 1—21Pantun is one of the literature works which can be reviewed from various aspects. Pantun can bereviewed as a meaningful and valuable structure. The aimed of study to describe the structureand the moral value at pantun in rubric of “Bujang Besaot” for literature material at Senior HighSchool level. Source of data This research is Bangka Pos daily newspaper published during June-September 2008. Research data in the form of written data. The data collection of this research isdone by using literature study method by reading and writing technique. In analyzing the data, themethod used is descriptive method with qualitative approach. Based on the results of research,pantun on rubric "Bujang Besaot" are dominated by the theme of romance and rhyme end withthe pattern of rhyme a b a b. Visual imagery and moral values are dominant in pantun "BujangBesaot". The use of analysis and moral values, pantun rubric "Bujang Besaot" can be used as analternative literary materials in Senior High pantun, moral values, teaching materials, structure of pantunWahyu Heriyadi Penerbit Vidya Mandiri“Gothic-Postmodern Political Terror and Disability Repretentation on “Ular di Mangkuk Nabi ”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 23—28Gothic literature apparently is able to attract the public, for example through the novels byAbdullah Harahap during 1970—1980s. But, the controversy appears to call the work of gothicliterature as a genre that should be studied and appreciated by the literary critics in Indonesia. Itis because the morality which is presented through literary works can be done with things that areinversely proportional to the rules of morality that should apply. Because of that, the critique ofgothic literature increasingly got the space to dissect a literary work, even more so with thepresence of analytical tools through the postmodern gothic approach. Postmodern gothic approachand disability are used to dismantle the entire aspect in stories collection of Ular di Mangkok Nabiby Triyanto Twikromo. In this book, the fabric of stories with complexity, terror, erotica,metaphysic, mystic, interrupted reading spaces. This story offers a new experience for its readers,gothic postmodern political terror. In conclusion, Triyanto Triwikromo brings political terrorthrough gothic postmodern genre to the readers in stories collection of Ular di Mangkuk political terror, gothic-postmodern, disability Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of SMP Negeri 2 Singkawang“Application of Drill Method in learning of Writing Knowledge Book Review”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 29—42Method is very important and must be owned by the teacher before entering the study room. Thisis because the method is the initial foundation to achieve the goal of education and the success ofa learning. Teachers play an important role in the process and enhancement of the quality ofeducation. Enchancement of teacher competence is directly proportional to student purpose of this paper is to contribute thoughts and ideas, and the steps of applying the drillmethod in learning of writing knowledge book review to improve student learning outcomes in theclass IX class IX in Indonesian Subject. Techniques and learning steps by using the drill methodcan be applied to the learning of writing knowledge book review. Students are placed as studysubjects. Not only do they serve as teachers through verbal explanations of teachers, they play arole in finding the essence of the subject they are studying. The final conclusion can be said thatthe application of the drill method allows students to train themselves to write knowledge bookreview and to find the information they need to achieve instructional goals in Indonesian methods, learning, practice, reviews, knowledge booksBram Denafri Universitas pamulang“Information Structure of Indonesian Sentence”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 43—49This article is aimed at describing and explaining the information structure in Indonesiansentences grammatical construction. Information structure concerns about form of utterances inrelation with presupposition of speaker and listener. This presupposition is related to text formwhich is produced and certain based form which is selected by speaker and listener. Then, thesecan be seen through grammatical structure of sentences delivered by participants. The data wereanalyzed by using distributional method. The techniques used in this research were segmentingimmediate constituent technique, deletion technique, and read marker technique. Based on theanalysis, it was found that a single element Indonesian topic sentence can be filled by the subjectand complement. Topic can be appended with a marker in the form of demonstrative markers,such as “ini” and “itu” which is related to the context. The words “ini” and “itu” make the topic asdefinite. The structure of the focus-presupposition in Indonesian single sentence, there are threetypes of focus structures, which are sentence-focus structure, argument-focus structure andpredicate-focus structure. While the structure of the focus-presupposition in Indonesian compoundsentence, there are two types of focus structures, which are the argument-focus structure andpredicate-focus Information structure, Indonesian language. Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Nyoman Ayu Suciartini STMIK STIKOM BALI“Defense of Balinese Language in Parody “Hai Puja””Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 49—55The development of technology has its own influence for the use of language, especially locallanguages. The Balinese language itself as a mother tongue or local language must continue to beproductive and introduced in contemporary ways to survive millennials. The appearance ofyoutube channel in the form of parody "Hai Puja" is important to be appreciated as one ofBalinese language defense media. This study aims to describe the use of Balinese sentences in thevideo parody of "Hai Puja" which has been watched by thousands of people as one of the mediathat has a strategic and potential position in the development and training of Balinese languagefrom an early age. The theory used in this research is sociolinguistic theory that is the theory oflanguage shift and defense. The method used is simak method, skill method, and interviewmethod. The results of this study conclude that there are sociolinguistic factors that influenceBalinese language preservation in parody of this parody, namely 1 Loyalty to the mother tongue,2 the attitude of young people, 3 the use of social media in accordance with the development ofthe Hi Puja, Defense of Balinese languageRissari Yayuk Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan“The Meaning of Speech Implicature of Enyekan Statement as Manifestation of Face Harassmentin Banjar Language”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 67—79Enyekan statement on the Banjar language has a function as an expression to twist theconversation of other people. This is one of the manifestations of language misconduct in the formof face harassment with the variety of implicature meaning. This research studies about 1 how isthe manifestation of face harassment in the sentence of enyekan in Banjar language; 2 what isthe implicature context of enyekan as a face harassment manifestation in Banjar Language. Thepurpose of the research was to describe 1. manifestations of insulting in the sentence of enyekanin Banjar language. 2. The implicature context of enyekan as a face-harassment manifestation inBanjar Language. The research method is qualitative descriptive. Data collection was held inBincau village, Banjar regency, South Kalimantan and started from January to February 2018. Theresearch data was collected using direct observation method with recording technique. Data werereviewed based on pragmatic theory. Methods of data analysis using descriptive analytic andinterpretative techniques. The results of data analysis are presented in ordinary words. The stepsof research work include data collection, identification, classification, selection, and interpretationof data based on theory. The results and discussion of the research indicate there are threemanifestations of face harassment. In sarcastical speech, in cynical language with harsh words,and mockery. Furthermore, the implicature meaning of speech conversation as a manifestation offace harassment in banjar language includes the meaning of command categorized in insults withcynical and abusive word. Next, the meaning of implicature prohibition categorized in insults withcynical and abusive word. The last is implicature meaning of affirmation with linguistic, implicature, Banjar Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Balai Bahasa Kalimantan Selatan“The Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising in Pelaihari City”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 81—92Many language errors are still found in the writing of outdoor media advertising in Pelaihari research aims to describe the form of language errors on the writing of outdoor mediaadvertising in Pelaihari City. The approach used in this research is an objective approach byfocusing attention on the language itself and describing what a language is. This research useddescriptive qualitative method. Data collection was done by direct observation technique, recordtechnique, documentation, and purposive sampling. The results showed a lot of form of languageerrors on the writing of outdoor media advertising in Pelaihari City that is not in accordance withthe rules of the Indonesian language. Forms of language error in the writing of outdoor mediaadvertisements in Pelaihari City, as follows 1 spelling, which includes a the usage of capitalletters, b word writing, which are front-end writing and abbreviation and acronyms writing, andc the usage of punctuation, which is Comma punctuation and period punctuation; 2 choice ofwords or diction; and 3 the absorption element of a foreign language error, writing, outdoor mediaDesi Wulandari SMA Plus Bahrul Ulum Islamic Centre-Sungailiat“Poetry Learning by Conducting Character Based Constructivism Method to Enchance Writing Skill”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 93—104The aim of this research is to explain the connection of poetry learning through characterbased constructivism method to improve essay writing skill. Poetry as one of literature workhas essential role in building students character. Important character that have to be ownedby students is nationalism. Poetry Video, poety interpretation, and essay writing with thetheme of nationalism were able to build and create nationalism character. By conductingconstructivisme method, students were able to build or compile a new concept according tothe experience of poetry learning to become an essay. The learning steps through theconstructivsm method these are, 1. Orientation, 2. Elicitation, 3. Idea restructurisation , usage, 5. Idea review. The method used in collecting the data in this study was appliedin two cycles that consisted of introduction, planning, action and reflection. The method usedin this research was descriptive data analysis or non-statistic. Based on the result of theresearch, there was a significant improvement of the students in developing new concept ofthe poetry learning to become an essay. By the first cycle, only 8 participants with the mean76 score which is hingher than KKM Minimum Criteria of Mastery Learning. Moreover bythe second cycle, all students exceeded the mean score 83 which was hingher than KKMMinimum Criteria of Mastery Learning. It can be concluded that the integration of poetrylearning through a character based conctructivsm method is recommended to improvewriting character, poetry, constructivisme, writing Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Hendriyanto, Arif Mustofa, dan Bakti Sutop0 STKIP PGRI Pacitan“Javanese Philosophy in Kethek Ogleng Art of Tokawi Village, Nawangan District, PacitanRegency”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 105—115This research aim to describe the philosophical values contained in the art of Kethek Ogleng,Tokawi Village, Nawangan District, Pacitan Regency. Kethek Ogleng art is the only art owned bythe Tokawi Village community. The existence of this art is now known in some circles and hasbeen managed well by Sukisno by establishing the Condro Wanoro Circle of Friends as a place topreserve and promote the art created by Sutiman. Ogleng Kethek art is based on values that existaround the community so the philosophy in question is the philosophy of Javanese society. Thisresearch was included in qualitative research. Data obtained by observation, interviews, andliterature studies. The data analysis uses was qualitative descriptive method. The results showedthat the Kethek Ogleng art movement contained a philosophy related to the life of the Javanesepeople. This philosophical matter concerns humans as individuals and socially. Individually, thephilosophical aspect teaches the nature of human beings, the procedures for human activities inlife, and teaches the life of frugality as the Javanese principle. The social dimension emphasizesthe importance of good and peaceful inter-human relations and avoids tension and conflict inorder to establish hormonal relationships as humans are ordered as thinking and cultured beingsand as one entity in art, Kethek Ogleng, philosophical, human, Javanese society Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 81BENTUK KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN IKLAN MEDIA LUAR RUANG DIKOTA PELAIHARIThe Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising in Pelaihari CityHestiyanaBalai Bahasa Kalimantan SelatanJalan Jenderal A. Yani Km 32, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatanhestiyana21 masuk 1 Juni 2018, disetujui 3 Juni 2018, revisi akhir 24 Juli 2018AbstrakPenulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan medialuar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif denganmemfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitianini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknikobservasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasilpenelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian hurufkapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata ataudiksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa kunci kesalahan berbahasa, penulisan, media luar ruangAbstractMany language errors are still found in the writing of outdoor media advertising in Pelaihari research aims to describe the form of language errors on the writing of outdoor mediaadvertising in Pelaihari City. The approach used in this research is an objective approach byfocusing attention on the language itself and describing what a language is. This research useddescriptive qualitative method. Data collection was done by direct observation technique, recordtechnique, documentation, and purposive sampling. The results showed a lot of form of languageerrors on the writing of outdoor media advertising in Pelaihari City that is not in accordance withthe rules of the Indonesian language. Forms of language error in the writing of outdoor mediaadvertisements in Pelaihari City, as follows 1 spelling, which includes a the usage of capitalletters, b word writing, which are front-end writing and abbreviation and acronyms writing, andc the usage of punctuation, which is Comma punctuation and period punctuation; 2 choice ofwords or diction; and 3 the absorption element of a foreign language error, writing, outdoor media1. PENDAHULUANBahasa senantiasa hadir di tengah-tengahmasyarakat sebagai alat komunikasi yangmemegang peranan penting. Meskipunbegitu, bahasa tidak hanya dipahami sebagaialat komunikasi saja, tetapi juga menjadi alatberpikir dan berekspresi. Hal ini seperti yangdikemukakan Sugono 2009 21 bahwabahasa itu bersistem dan bukan sekadarberkomunikasi, sehingga dalam berbahasaperlu menaati kaidah atau aturan bahasayang dapat digunakan di semuatempat, termasuk media luar ruang. Medialuar ruang adalah sarana komunikasi yangmenggunakan alat tertentu yang diletakkandi luar ruang atau di luar gedung. Media luarruang merupakan satu di antara media yangada yang digunakan sebagai saranakomunikasi untuk menyampaikan suatuinformasi Badan Pengembangan danPembinaan Bahasa, 20169.Media luar ruang biasanya dimanfaatkanuntuk pemasangan iklan. Tentunya,pemasangan iklan menggunakan bahasayang lebih persuasif, seperti yang seringditemukan pada papan nama pertokoan, Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 82baliho, atau spanduk. Dalam iklan di medialuar ruang tersebut, pemasang iklanmenggunakan bahasa yang persuasif untukmenarik minat konsumen terhadap barangatau produk, serta jasa yang 200565 menyatakan bahwabahasa iklan memiliki fungsi persuasif yangbertujuan memengaruhi masyarakat agartertarik kepada produk yang bahasa yang digunakan dalamiklan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut 1disunting sesuai dengan tujuannya, 2 kayadan menawan yang secara spesifikbermaksud menarik dan mendapatkanperhatian kita, 3 menuntut perhatian kitauntuk melengkapi iklan tersebut, dan 4bersifat sederhana O’Neill dalam Suwandi,2008108.Dalam penggunaan bahasa iklan seringditemukan penulisan yang tidak sesuaidengan kaidah-kaidah bahasa berbahasa yang terjadi di medialuar ruang, terutama pada penulisan iklan,harus dicermati dan penting untuk bahasa Indonesia yang baik danbenar menjadi tolok ukur kesalahanberbahasa. Kaidah penggunaan bahasaIndonesia yang baik dan benar antara lainterdapat dalam Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia PUEBI dan Kamus BesarBahasa Indonesia KBBI.Selain itu, penggunaan bahasa di ruangpublik telah diatur dalam Undang-UndangNomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa, dan Lambang Negara serta LaguKebangsaan. Pasal 36 sampai 38menjelaskan penggunaan bahasa Indonesiadi ruang publik. Pasal 36 menyatakan bahwabahasa Indonesia wajib digunakan dalamnama geografi di Indonesia serta untuk namabangunan atau gedung, jalan, apartemenatau permukiman, perkantoran, kompleksperdagangan, merek dagang, lembagausaha, lembaga pendidikan, organisasi yangdidirikan atau dimiliki oleh warga negaraIndonesia atau badan hukum 37 menekankan bahasa Indonesiawajib digunakan dalam informasi tentangproduk barang atau jasa produksi dalamnegeri atau luar negeri yang beredar diIndonesia. Pasal 38 mengungkap bahwabahasa Indonesia wajib digunakan dalamrambu umum, penunjuk jalan, fasilitasumum, spanduk, dan alat informasi lain yangmerupakan pelayanan umum. Kemudian,pada bagian akhir masing-masing pasaltersebut dijelaskan bahwa bahasa daerahdan bahasa asing boleh dipergunakansebagai bahasa iklan dipengaruhi olehpenggunaan bahasa daerah atau bahasa pada media luar ruangdi daerah, baik kota besar maupun kecil,masih banyak yang mengutamakan bahasaasing. Penulisan bahasa asing atau bahasadaerah yang terdapat pada media luar ruangmisalnya baliho atau poster, tanpadidampingi bahasa Indonesia dapatmenimbulkan salah pemahaman pembacaBadan Pengembangan dan PembinaanBahasa, 201624.Adanya penggunaaan bahasa yang telahdipengaruhi bahasa daerah dan asingtersebut dapat memengaruhi pola pikirmasyarakat terhadap penggunaan bahasayang tepat. Kondisi inilah yang menjadifaktor utama terjadinya kesalahanberbahasa. Penelitian ini penting dilakukankarena masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan iklan yang tidaksesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesiadi media luar ruang, terutama di yang relevan dengan penelitianini, yaitu penelitian yang berjudul BahasaIndonesia dalam Informasi dan Iklan diRuang Publik Kota Pangkalpinang yangdilakukan oleh Solikhan 2013; penelitianyang dilakukan Afsari 2017 yang berjudulKarakteristik Penggunaan Bahasa dalamIklan Ponsel di Kota Bandung; dan penelitianyang dilakukan Sari, dkk 2018 dengan judulAnalisis Penggunaan Bahasa pada Media LuarRuang di Kota Singkawang yang dilakukanSari, dkk 2018.Dari hasil penelitian Solikhan 2013,kesalahan pemakaian paling banyak terjadipada bidang ejaan, bentuk dan pilihan kata,kalimat, dan penggunaan bahasa asing danbahasa daerah yang tidak mengikuti kesalahan itu adalah sikapterhadap bahasa Indonesia masih belummemenuhi harapan. Kemudian, hasilpenelitian Afsari 2017 menunjukkan bahwabentuk dan fungsi bahasa yang digunakandalam iklan ponsel di Kota Bandung berupapenulisan huruf kapital secara keseluruhandan penulisan huruf kapital pada awal iklan ponsel memiliki fungsi informatifdan konatif persuasif. Selanjutnya, hasil Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 83yang ditemukan dalam penelitian Sari, dkk2018 bahwa penggunaan bahasa di KotaSingkawang berdasarkan variabel fisik,variabel bahasa, dan variabel hukum yang paling mendasar dalampenelitian ini dengan penelitian sebelumnyaterletak pada daerah dan masalah Kota Pelaihari sebagai objekpenelitian karena Kota Pelaihari merupakansalah satu tempat tujuan wisata diKalimantan Selatan, baik wisatawan domestikmaupun mancanegara. Tentunya, disepanjang jalan Kota Pelaihari banyakditemui iklan-iklan yang dipasang untukmenarik minat masyarakat terhadapinformasi dan produk yang samping itu, iklan yang dipasang dimedia luar ruang di Kota Pelaihari terindikasibanyak ditemukan kesalahan-kesalahanberbahasa, seperti pada penulisan di papannama, baliho, ataupun spanduk. Atas dasaritulah, perlu dilakukan penelitian mengenaiberbagai kesalahan penulisan yang tidaksesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesiayang baik dan benar pada media luar ruangtersebut. Dipilihnya media luar ruang dalampenelitian ini karena mudah diakses semualapisan masyarakat serta untuk memudahkandalam pengumpulan uraian terdahulu, masalahdalam penelitian ini adalah bagaimanakahbentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari?Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikanbentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Hasilpenelitian ini diharapkan mampumemberikan kontribusi kepada pemasangiklan tentang penggunaan bahasa yang tepatserta menumbuhkan sikap berbahasa yangpositif kepada ini akan menganalisis bentukkesalahan berbahasa. Chrystal dalamPateda, 2000 32 mengemukakan bahwaanalisis kesalahan adalah suatu teknik untukmengidentifikasikan, mengklasifikasikan, danmenginterpretasikan secara sistematiskesalahan-kesalahan. Jadi, analisis kesalahanberbahasa merupakan teknikmengidentifikasi, mengklasifikasi, danmenginterpretasi secara sistematis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa adalah suatu proseskerja yang digunakan oleh para penelitibahasa dengan langkah-langkahpengumpulan data, pengidentifikasiankesalahan yang terdapat di dalam data,penjelasan kesalahan tersebut,pengklasifikasian kesalahan tersebutberdasarkan penyebabnya, sertapengevaluasian taraf keseriusan kesalahanitu Tarigan, 201168. Dalam hal ini, proseskerja yang dilakukan peneliti merupakanlangkah-langkah dalam mengidentifikasi,mengklasifikasi, dan mengevaluasi bentuk-bentuk kesalahan kesalahan merupakan prosedurkerja dalam menelaah kesalahan berbahasayang meliputi mengenali data kesalahan,mengelompokkan jenis-jenis kesalahan,selanjutnya menjelaskan serta menemukanpola kesalahan berdasarkan sumber-sumbertersebut Iswatiningsih, 2003 1. Kemudian,Corder dalam Pateda, 200032membedakan pengertian antara kesalahanerror dengan kekeliruan mistakes.Kesalahan mengacu pada pemahamankompetensi, sedangkan kekeliruanmengacu pada penampilan performansi.Pendapat yang sama disampaikan Purwadi20003 bahwa kesalahan terjadi karenafaktor kompetensi pemakai Tarigan dalam Setyawati,201019 mengklasifikasikan kesalahanberbahasa berdasarkan, yaitu 1 tataranlinguistik, kesalahan berbahasa di bidangfonologi; 2 kegiatan berbahasa atauketerampilan berbahasa, kesalahan dalammenyimak, berbicara, membaca, danmenulis; 3 sarana atau jenis bahasa yangdigunakan, berwujud kesalahan berbahasasecara lisan dan secara tertulis; 4 penyebabkesalahan, seperti kesalahan berbahasakarena pengajaran dan interferensi; dan 5frekuensi, seperti kesalahan berbahasa yangpaling sering, sedang, kurang, dan demikian, kesalahan berbahasamerupakan penggunaan bahasa, baik lisanmaupun tertulis yang tidak sesuai dengankaidah-kaidah tata bahasa Indonesia yangsudah ditentukan. Kesalahan-kesalahanberbahasa dapat terjadi dalam tataranfonologi, keterampilan berbahasa, jenisbahasa yang digunakan, pengajaran daninterferensi, serta bentuk-bentuk kesalahanberbahasa yang paling banyak ditemukanberupa kesalahan yang mencakup ejaan,pilihan kata atau diksi, dan pengaruh dari Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 84bahasa asing. Ejaan diibaratkan rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiappengemudi. Jika pengemudi mematuhirambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintasyang tertib, teratur, dan tidak itulah bentuk hubungan antarapemakai bahasa dengan ejaan Finoza,201313.Setyawati 2010155 menjelaskan bahwaejaan tidak hanya berkaitan dengan caramengeja suatu kata, tetapi yang lebih utamaberkaitan dengan cara mengatur penulisanhuruf menjadi satuan yang lebih besar,misalnya penggunaan tanda baca padasatuan-satuan huruf, kata, kelompok kata,atau kata diksi merupakan ketepatandalam pilihan kata. Keraf 200624memberikan kesimpulan mengenai pilihan kata atau diksi mencakuppengertian kata-kata mana yang dipakaiuntuk menyampaikan suatu gagasan,bagaimana membentuk pengelompokankata-kata yang tepat atau menggunakanungkapan-ungkapan yang tepat, dan gayamana yang paling baik digunakan dalamsuatu pilihan kata atau diksi adalahkemampuan membedakan secara tepatnuansa-nuansa makna dari gagasan yangingin disampaikan, dan kemampuan untukmenemukan bentuk yang sesuai cocokdengan situasi dan nilai rasa yang dimilikikelompok masyarakat pendengar. Ketiga,pilihan kata yang tepat dan sesuai hanyadimungkinkan oleh penguasaan sejumlahbesar kosakata atau perbendaharaan katabahasa 200688 menjelaskan yang harusdiperhatikan setiap orang agar bisa mencapaiketepatan pilihan kata, antara lain 1membedakan secara cermat denotasi dankonotasi, 2 membedakan dengan cermatkata-kata yang hampir bersinonim, 3membedakan kata-kata yang mirip dalamejaannya, 4 hindarilah kata-kata ciptaansendiri, 5 waspadalah terhadappenggunaan akhiran asing, 6 kata kerjayang menggunakan kata depan harusdigunakan secara idiomatis, 7 untukmenjamin ketepatan diksi, penulis ataupembicara harus membedakan kata umumdan kata khusus, 8 mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yangkhusus, 9 memperhatikan perubahanmakna yang terjadi pada kata-kata yangsudah dikenal, 10 memperhatikankelangsungan pilihan 2013137 menyatakan pilihankata atau diksi pada dasarnya adalah hasilupaya memilih kata tertentu untuk dipakaidalam kalimat, alinea, serta Widjono 2012128menjelaskan fungsi diksi, yaitu 1melambangkan gagasan yang diekspresikansecara verbal; 2 membentuk gaya ekspresigagasan yang tepat sangat resmi, resmi,dan tidak resmi sehingga menyenangkanpendengar atau pembaca; 3 menciptakankomunikasi yang baik dan benar; 4menciptakan suasana yang tepat; 5mencegah perbedaan penafsiran; 6mencegah salah pemahaman; dan 7mengefektifkan pencapaian kesalahan berbahasa juga dapatdilihat dari penulisan unsur taraf integrasinya, unsurpinjaman dalam bahasa Indonesia dapatdiklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama,unsur pinjaman yang belum sepenuhnyaterserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasaIndonesia, tetapi pengucapannya masihmenggunakan cara asing. Kedua, unsurpinjaman yang pengucapan dan penulisandisesuaikan dengan kaidah bahasa IndonesiaWaridah, 200816.Selanjutnya, penyerapan kata dari bahasaasing dapat dilakukan melalui, antara lain1 adopsi, yakni kata dari bahasa asinglangsung diserap ke dalam bahasa Indonesiakarena telah sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia, misalnya jenazah bahasa Arab,biodata bahasa Inggris; 2 adaptasi, yaknibahasa Indonesia menyerap dari bahasaasing melalui penyesuaian fonem, misalnyaakademis dari academisch; dan 3 kreasi,yakni bahasa Indonesia menyerap kosakatabahasa asing hanya konsepnya, bukankemiripan bentuk luarnya atau maknaharfiahnya, misalnya buku petunjukperiklanan sebagai padanan dari advertisingdirectory Rosidi, dalam Afifah dan Nikmah,201723.2. METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah deskriptif dalam Muhammad, 201630menyatakan bahwa penelitian kualitatif Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 85sebagai berikut “refers to the meaning,concepts, definitions, characteristics,metaphors, symbols, and descriptions ofthings. Menurut definisi ini, penelitiankualitatif ditekankan pada deskripsi objekyang dalam penelitian kualitatif diungkapoleh kata-kata, frase, klausa, kalimat, dangambar-gambar seperti yang disampaikanBryman dalam Silalahi, 200980. Hal inisenada dengan Moleong 201318 yangmenyatakan bahwa penelitian deskriptifmemiliki variabel data berupa kalimat danpenggunaan beberapa data yangmenggunakan angka hanyalah sebagai alatmempermudah pengumpulan dan data dilakukan denganteknik observasi langsung pengamatan,teknik catat, dokumentasi, dan tekniksampling bertujuan. Observasi langsungpengamatan dilakukan denganmengumpulkan data di Kota Pelaihari yangterindikasi munculnya bentuk-bentukkesalahan. Kemudian, teknik catat sepertiyang dikemukakan Mahsun 201393 adalahteknik teknik yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik 200882 menyatakan bahwateknik dokumentasi merupakan teknikmengumpulkan data berupa tulisan, gambar,atau karya-karya monumental dariseseorang. Dalam hal ini, teknik dokumentasidigunakan untuk mengambil data berupafoto-foto atau gambar yang terindikasiterdapatnya kesalahan penggunaan dalam penelitian ini berupa foto ataugambar iklan media luar ruang yang terdapatdi Kota Pelaihari. Dalam penentuan datadigunakan teknik sampling bertujuan, yaitusampel data dikumpulkan denganmempertimbangkan kriteria-kriteria tertentuyang sesuai dengan tujuan penelitianSutopo, 2006 64.Analisis dalam penelitian ini jugamenggunakan pendekatan objektif sepertiyang dikemukakan Arikunto dalam Firman,dkk, 200816 bahwa analisis memfokuskanperhatian pada bahasa itu sendiri danmenggambarkan apa adanya suatu dalam Tarigan, 201168mengemukakan bahwa langkah kerja analisiskesalahan berbahasa adalah mengumpulkandata, mengidentifikasi data, menjelaskankesalahan, dan dalam menganalisis datamenggunakan tahapan analisis yangdikemukakan Spradley dalam Hendrastuti,201533, antara lain 1 analisis domainyang terkait pemilahan yang masuk kriteriasebagai data dan yang bukan data; 2analisis taksonomi yang berkaitan denganpengklasifikasian data berdasarkan kategoritertentu; 3 analisis komponensial untukmengetahui dampak dari penggunaanbahasa terhadap penyimpangan berbahasa;dan 4 analisis tema budaya yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran umum jenisdata, sumber data, dan lokasi penelitiandapat memengaruhi hasil HASIL DAN PEMBAHASANBerikut akan dianalisis hasil temuan bentukkesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota 1Pada gambar di atas terdapat penulisanyang salah, yakni Jl. A. Yani Km, 3,5Pabahanan Pelaihari. Kata jalanseharusnya disingkat Jln. bukan Jl. danalangkah baiknya penulisan kata jalantersebut jangan disingkat karena merupakansatu kata. Dalam KBBI 20131636ketentuan penulisan singkatan dan akronimkata jalan adalah jln. Kemudian, tanda titikdiletakkan di akhir huruf karena sesuaiketentuan dalam PUEBI bahwa singkatanyang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikutidengan tanda titik. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 86Kemudian, penulisan singkatan kilometerpada gambar di atas diberi tanda tidak semua singkatan diletakkantanda titik. Dalam PUEBI, penulisansingkatan-singkatan yang menunjukkanlambang kimia, satuan ukuran, takaran,timbangan, dan mata uang tidak perlu diberitanda titik. Dengan demikian, penulisan yangbenar pada gambar di atas adalah Jln. Km 3,5 Pabahanan Pelaihari atau Yani Km 3,5 Pabahanan 2Pada gambar di atas penulisan yang salahterdapat pada penulisan singkatan danpenggunaan huruf kapital, yakni Jl. A. YaniKM. 5 Pelaihari. Sugiarto 201329menyatakan bahwa singkatan ialah bentuksingkat yang terdiri atas satu huruf ataulebih. Dalam penulisan singkatan berlakuketentuan-ketentuan, yaitu singkatan katayang berupa gabungan huruf diikuti dengantanda titik. Dengan demikian, penulisansingkatan jalan yang benar adalah Jln. ataulebih baik lagi kata jalan tidak penulisan singkatan kilometertidak perlu diberi tanda titik karenamenunjukkan satuan ukuran. Pada gambartersebut juga terdapat ketidakkonsistenanpenulisan huruf kapital, yakni pada singkatanKM. Pada gambar tersebut, dapat dilihatbahwa singkatan meter menggunakan hurufkapital seharusnya ditulis dengan huruf demikian, penulisan yang benaradalah Jln. A. Yani Km 5 Pelaihariatau JalanA. Yani Km 5 3Pada gambar di atas kesalahan berbahasaterdapat pada penulisan ALAMAT JL. RT 1 RW 1 TANAH MERAH GG. IKHLASPELAIHARI. Seperti pada data 1 dan 2, untukpenulisan singkatan kata jalan yang benaradalah JLN. dan bukan JL. atau lebih baiklagi kata jalan tidak disingkat. Selainkesalahan penulisan singkatan kata jalan,pada data 3 juga ditemukan penulisansingkatan RT dan RW yang tidak diberi tandatitik. Tanda titik diletakkan di akhir hurufkarena sesuai ketentuan bahwa singkatankata yang berupa gabungan huruf diikutitanda pada gambar iklan tersebuttanda koma tidak digunakan untuk rincianalamat. Padahal, dalam PUEBI dijelaskanbahwa tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian ataupembilangan. Dengan demikian, penulisanyang benar adalah ALAMAT JLN. A. YANIRT. 1 RW. 1 TANAH MERAH GG. IKHLAS,PELAIHARI atauALAMAT JALAN. A. YANIRT. 1 RW. 1 TANAH MERAH GG. IKHLAS, 4Pada data 4 di atas, kesalahan berbahasatampak dalam penulisan kalimat BUKA SELESAI. Kesalahan pada datatersebut terdapat pada pilihan kata KBBI 2013561, jam bermakna 1 Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 87alat untuk mengukur waktu seperti arloji,lonceng dinding; 2 waktu yang lamanya1/24 hari dari sehari semalam samadengan 60 menit atau detik. DalamKBBI 20131113 pukul merupakan saatyang menyatakan waktu. Pada data 4tersebut, pilihan menggunakan kata jamuntuk menandakan dimulainya jam pilihan kata yang tepat untukmenandaikan dimulainya waktu adalah setelah keterangan seharusnya diberi penanda waktu,misalnya Wita, yakni singkatan dari WaktuIndonesia Tengah. Meskipun bahasa iklanbiasanya bersifat kalimat yang singkat danpadat, alangkah baiknya menambahkanketerangan penanda waktu, seperti Wita,agar lebih jelas. Selanjutnya, pada data diatas juga terdapat kesalahan yang lain, yaknitanda titik tidak diberikan setelah Dalam PUEBI, disebutkan bahwasingkatan yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti oleh tanda titik. Dengandemikian, penulisan yang benar pada data diatas adalah BUKA PUKUL WITA 5Pada data 5 di atas, tampak penulisanyang salah, yakni KOS-KOSAN, singkatan MULIA dan singkatan Jl. sertapenulisan huruf kapital yang tidak konsistenpada singkatan nomor. Dalam KBBI, tidakditemui kata kos, yang ada kata indekosartinya tinggal di rumah orang lain denganatau tanpa makan dengan membayar setiapbulan; memondok 2013531. Dengandemikian, bentuk yang baku dari kos penulisan singkatan PTseharusnya tidak diberi tanda titik. DalamPUEBI dijelaskan bahwa singkatan yangterdiri atas huruf awal setiap kata yangbukan nama diri ditulis dengan huruf kapitaltanpa tanda titik. Kata-kata yang disingkatberkenaan dengan lembaga pemerintahan,nama badan internasional, nama dokumenkenegaraan, dan lain-lain maka ditulisdengan huruf besar dan di belakang tiaphuruf tidak diberi tanda data 5 juga ditemukan penulisankata jalan yang disingkat Jl. Penulisansingkatan kata jalan yang benar adalah bukan Jl. atau lebih baik lagi kata jalantidak disingkat. Ketidakkonsistenan penulisanhuruf juga terdapat pada data di atas, yaknipenulisan singkatan nomor. Seharusnya,penulisan singkatan NO. huruf keduanyaditulis dengan huruf kecil, yakni No. Dengandemikian, penulisan yang benar pada data 5di atas adalah indekos, PT DUTA MULIA, Jalan, dan 6Pada data 6 di atas, kesalahan penulisanditemukan dalam kalimat “PILIHAN MASAKINI? YA BATA AXEL RINGAN, KUAT DANHEMAT!”. Kesalahan tersebut terjadi karenatidak ada tanda koma setelah kata kuat atautanda koma sebelum kata dan. Padahal,dalam PUEBI dijelaskan bahwa tanda komadipakai di antara unsur-unsur dalam suatuperincian atau pembilangan. Dengandemikian, penulisan yang benar adalah“PILIHAN MASA KINI? YA BATA AXELRINGAN, KUAT, DAN HEMAT!”. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 88Data 7Pada data 7 di atas, kesalahan ditemukandalam penulisan kata depan, yakni HANYAADA DISINI. Kesalahan penulisan kata depantersebut disebabkan kata depan seringdirancukan dengan awalan sehinggapenulisannya digabung dengan kata yangmengikutinya, seperti penulisan DISINI. Katadepan di menyatakan tempat, berada dandigunakan sebelum kata benda yangmenyatakan tempat. Kaidah penulisan katadepan di harus dipisah dengan kata yangmengikutinya. Dalam PUEBI, dijelaskanbahwa kata depan, seperti di, ke, dan dari,ditulis terpisah dari kata yang mengikutinyasehingga penulisan kata depan yang benar,pada data 7 di atas, yakni HANYA ADA 8Pada data 8 di atas terdapat kesalahanpada pilihan kata FOTO COPY, PHOTO,COMPUTER, dan Service serta penulisanhuruf yang tidak konsisten. Data yangditemukan menunjukkan adanya kesalahanpenulisan yang berasal dari bahasa ejaan unsur serapan dilakukandengan kaidah sebagai berikut apabilaterdapat fonem konsonan /c/ di depan fonemvokal /o/ dan /u/, maka fonem konsonan /c/berubah menjadi /k/, seperti pada katacomputer yang disesuaikan penulisan pada data di atasberkaitan juga dengan ragam bahasa bakudan tidak baku. Ragam bahasa bakumerupakan ragam bahasa Indonesia yangmenjadi dasar atau standar penggunaanbahasa Indonesia yang tepat. Dalam KBBItidak ditemukan kata foto copy, photo,computer, dan service. Bentuk baku dari fotocopy adalah fotokopi, yakni hasil reproduksipenggandaan fotografis terhadap barangcetakan tulisan 2013 398.Photo bentuk bakunya adalah foto, dalamKBBI 2013 397, foto memiliki padanankata, yaitu 1 potret; 2 gambaran; bayangan;pantulan. Begitu juga dengan kata computeryang merupakan istilah dari bahasa asingsehingga termasuk dalam ragam bahasatidak baku. Dalam KBBI 2013721, katacomputer bentuk bakunya adalah komputer,yakni alat elektronik otomatis yang dapatmenghitung atau mengolah data secaracermat menurut instruksi, dan memberikanhasil pengolahan, serta dapat menjalankansistem multimedia film, musik, televisi,faksimile, dsb, biasanya terdiri atas unitpemasukan, unit pengeluaran, unitpenyimpanan, serta unit KBBI juga tidak ditemukan kataservice sehingga bentuk baku dari kataservice adalah servis. Dalam KBBI 20131292, servis mempunyai padanan katadengan pelayanan; layanan. Pada data 8juga terdapat penulisan huruf yang tidakkonsisten, yakni pada penulisan ServiceKomputer - Jual alat tulis – Laminating -Cetak Undangan. Seharusnya, pada awalkata alat tulis menggunakan huruf kapitaljuga seperti pada kata lainnya. Dengandemikian, penulisan yang benar adalahService Komputer - Jual Alat Tulis –Laminating - Cetak Undangan. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 89Data 9Pada data di atas terdapat penulisanragam bahasa tidak baku, yakni kata KBBI ditemukan kata laptop yangmengacu pada pengertian data di atas, yaknikomputer pribadi yang agak kecil, yangdapat dibawa-bawa dan dapat ditempatkandi pangkuan pengguna, terdiri atas satuperangkat yang mencakup papan tombol,layar tampilan, mikroprosesor, biasanyadilengkapi dengan baterai yang dapat diisiulang 2013790.Di samping itu, penulisan letop tersebutberkaitan dengan lafal bahasa lafal bahasa daerah ini tidakmenghambat pesan yang ingin disampaikanpemasang iklan, tetap saja lafal bahasadaerah jangan sampai terbawa ketikaberkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Padakata letop terjadi penghilangan fonem /p/dan penulisan tersebut termasuk tidak bakuserta tidak sesuai dengan kaidah penulisandalam KBBI. Dengan demikian, penulisankata letop yang baku adalah 10Pada data 10, terlihat kesalahan penulisanberupa serapan dari bahasa asing, yakniHanphone, Accesories, dan Kouta. DalamKBBI, istilah-istilah tersebut merujuk kepadamakna dari ponsel, aksesori, dan pemilihan kata dari bahasa asingtersebut digunakan pemasang iklan untukmenarik minat konsumen terhadap barangyang ditawarkan. Akan tetapi, penulisanistilah tersebut tidak sesuai dengan penulisankaidah baku bahasa Indonesia. Tentunya, halini akan berdampak buruk terhadappenggunaan bahasa Indonesia yang kepada KBBI, penulisan kataserapan Hanphone, yang benar adalahponsel yang memiliki padanan kata dengantelepon seluler KBBI, 20131093.Kemudian, penulisan Accesories yang benaradalah aksesori, artinya barang tambahan;alat ekstra; barang yang berfungsi sebagaipelengkap dan pemanis busana’ KBBI,201330. Selanjutnya, penulisan Kouta yangbenar adalah kuota memiliki padanan katadengan jatah; jumlah yang ditentukan KBBI,2013 759.Data 11Pada data 11 terdapat penulisan diksiatau pilihan kata yang tidak baku, yakniKOMPLEK. Dalam KBBI, tidak ditemukan katakomplek dan kata yang merujuk kompleksebagai perumahan adalah kata KBBI 2013720, kompleks artinyahimpunan kesatuan; kelompok’. Kemudian,kasus yang sering ditemukan padapenggunaan bahasa luar ruang adalahpenulisan singkatan kata jalan, yakni penulisan singkatan kata jalan iniseperti pada data 1, 2, 3, dan 5. Penulisansingkatan jalan yang benar pada data 11adalah Jln. karena sesuai dengan penulisansingkatan dan akronim dalam KBBI dan lebihbaik lagi kalau kata jalan penulisannya tidakdisingkat. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 90Data 12Data 12 di atas menunjukkan kesalahanpenulisan yang terdapat pada pilihan kataBerkwalitas. Dalam KBBI 2013744 hanyaditemukan kata kualitas yang artinya tingkatbaik buruknya sesuatu; kadar; derajat atautaraf kepandaian, kecakapan, dsb’. Dengandemikian, penulisan yang benar 13Pada data di atas, ditemukan pilihan kataatau diksi yang tidak baku, yakniVERTICAL,SEPRAY, MUSHALLA. Kata-kata tersebutmerupakan serapan dari bahasa yang benar kata vertical adalahvertikal, sebagaimana dijelaskan dalam KBBI20131547 vertikal artinya tegak lurus daribawah ke atas atau kebalikannya,membentuk garis tegak lurus bersudut 90ºdengan permukaan bumi, garis horizontal,atau bidang datar’.Begitu juga dengan pilihan kata yangdigunakan pemasang iklan, yakni ketentuan yang terdapat dalam KBBI20131280, penulisan yang benar adalahseprai yang bermakna kain alas tempattidur, ditempatkan di atas kasur tempattidur, dipan’. Kemudian, penulisan kataMUSHALLA pada data 13 di atas salah danyang benar penulisannya, yakni dijelaskan dalam KBBI2013942, kata musala artinya 1 tempatsalat; langgar; surau; 2 tikar salat; sajadah’.Dengan demikian, penulisan yang benarpada data 13 di atas adalahVERTIKAL, SEPRAI, SimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dapatdisimpulkan bahwa dalam penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari ditemukanbentuk-bentuk kesalahan bentuk-bentuk kesalahan berbahasapada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan,yang mencakup a pemakaian huruf kapital,b penulisan kata, yakni penulisan katadepan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tandabaca titik dan tanda baca koma; 2 pilihankata atau diksi; dan 3 unsur serapan daribahasa SaranDari hasil penelitian ini, disarankan untukmelakukan penelitian lanjutan yangmembahas penggunaan bahasa dari fokuskajian yang berbeda, seperti aspek tataransintaksis maupun semantik yang terdapatpada media luar PUSTAKAAfifah, Nur dan Nikmah. 2017. “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Media Luar Ruangdi Wilayah Kota Medan,” Jurnal Linguistik, Vol. 2, No. 1, hlm. 14— A. S. 2017. “Karakteristik Penggunaan Bahasa dalam Iklan Ponsel di Kota Bandung,”Jurnal Sirok Bastra, Vol. 5, No. 2, hlm. 141—151. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 91Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta LaguKebangsaan. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Pemantauan PenggunaanBahasa di Media Luar Ruang. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Lamudin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta Diksi Insan dkk. 2008. Pemakaian Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Sulawesi Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Retno. 2015. “Variasi Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Surakarta,”Jurnal Kandai, Vol. 11, No. 2, hlm. 29— Daroe. 2003. Pola Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Berbagai Informasi Tulisdi Lingkungan Umum. ITB Central Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta Gramedia Pustaka 2013. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. JakartaRajaGrafindo L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja 2016. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Tiara Mansoer. 2000. Analisis Kesalahan. Flores Nusa 2000. Materi Buku Ajar Analisis Kesalahan Berbahasa. FKIP Universitas Sebelas dkk. 2018. “Analisis Penggunaan Bahasa pada Media Luar Ruang di Kota Singkawang,”Artikel Penelitian. Pontianak Universitas Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta Yuma Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung Refika Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik KotaPangkalpinang, ”Jurnal Sirok Bastra, Vol. 1,No. 2, hlm. J. P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta Tiara Eko. 2013. Master EYD Edisi Baru. Yogyakarta Suaka 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta Gramedia H. B. 2006. Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Universitas Sebelas Maret. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 92Suwandi, Sarwiji. 2008. “Penggunaan Bahasa dalam Iklan Layanan Masyarakat,” dalamSebalinguistik Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa. Solo Sebelas Maret University Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaPUEBI. Badan Pengembangan dan diunduhtanggal 2 Mei Penyusun KBBI.2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Badan Pengembangan Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta Kawan 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta Kompas Gramedia. Ferdian AchsaniBerita merupakan salah satu laporan peristiwa yang bersifat faktual dan akurat sehingga dalam menulis berita perlu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Namun, hal tersebut belum tecermin dalam media berita online Sorot Sukoharjo. Masih ditemukan beberapa kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media online tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada penulisan media berita online Sorot Sukoharjo. Penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik baca dan catat, yaitu peneliti membaca berita-berita di media daring Sorot Sukoharjo edisi Mei 2019. Kemudian, peneliti mencatat kesalahan berbahasa yang ditemukan pada penulisan berita yang diunggah. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media Sorot Sukoharjo meliputi tataran sintaksis 13 data, tataran ejaan 25 data, dan kesalahan tataran fonologi 15 data. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan merupakan kesalahan berbahasa yang paling dominan dalam penulisan berita di media online Sorot is one of the factual and accurate reports, therefore it is necessary to use a good and correct language rules in writing news. However, this has not been reflected in some online news media. Several language errors in writing news still found in the online media. This study aims to analyze language errors in writing online news media, precisely in Sorot Sukoharjo. This research is classified as a qualitative descriptive type. Data collection was carried out using reading and note-taking techniques. Furthermore, the researcher reading the news in the May 2019 edition of Sorot Sukoharjo online media then recording the language errors found in the uploaded news. Based on the research results, it can be concluded that the language errors in the Sorot Sukoharjo media include syntactic level of 13 data, spelling level of 25 data, and phonological level error of 15 data. Therefore, it can be concluded that spelling are the most dominant language errors in writing news on the Sorot Sukoharjo online SakilaSalah satu materi pembelajaran yang diamanatkan pada kurikulum 2013 di kelas VII adalah tentang teks cerita imajinasi. Tujuan penulisan ini agar pembaca mendapatkan gambaran tentang bagaimana langkah-langkah model discovery learning diterapkan dalam proses pembelajaran pada materi teks cerita imajinasi. Metode penulisan pada tinjauan ilmiah ini menggunakan metode deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Rumusan masalah yang terdapat pada tulisan ini adalah bagaimana langkah-langkah penerapan model discovery learning dalam pembelajaran pada materi teks cerita imajinasi. Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis HOTS yang dilakukan oleh pendidik, maka pembelajaran akan menjadi lebih efektif karena peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan dan akan dilatih untuk mampu memecahkan masalah tersebut. Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik tentunya diperlukan strategi dan teknik yang tepat. Salah satu teknik yang digunakan adalah model discovery learning dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan oleh pendidik dengan model pembelajaran yang sesuai dan tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil serta motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan langkah-langkah model discovery learning secara tepat peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran teks cerita SolikhanPemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam informasi dan iklan, di tempat umum di wilayah Pangkalpinang belum menggambarkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan pemakaian paling banyak terjadi pada bidang ejaan, disusul kesalahan-kesalahan lain seperti pada bentuk dan pilihan kata, kalimat, dan penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah yang tidak mengikuti aturan. Penyebab kesalahan itu sendiri adalah sikap terhadap bahasa Indonesia masih belum memenuhi harapan. Padahal, sebagai bangsa yang berbudaya dan menjunjung persatuan bangsa Indonesia, sikap positif terhadap bahasa Indonesia senantiasa harus Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu KebangsaanBadan Pengembangan Dan PembinaanBahasaBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pemantauan Penggunaan Bahasa di Media Luar RuangBadan Pengembangan Dan PembinaanBahasaBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Pemantauan Penggunaan Bahasa di Media Luar Ruang. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Bahasa IndonesiaLamudin FinozaFinoza, Lamudin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta Diksi Insan Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota SurakartaRetno HendrastutiHendrastuti, Retno. 2015. "Variasi Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Surakarta," Jurnal Kandai, Vol. 11, No. 2, hlm. KerafKeraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta Gramedia Pustaka Penelitian Bahasa Tahapan StrategiMahsunMahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta RajaGrafindo Penelitian KualitatifL J MoleongMoleong, L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz MediaMuhammadMuhammad. 2016. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz Media.

Dalamkonteks ini, seluruh kebutuhan akan iklan di televisi otomatis berasal dari televisi swasta. Data dalam buku ini menunjukkan bahwa 8 dari 10 perusahaan periklanan terbesar di dunia (Per tahun 2000) memiliki perusahaan periklanan di Indonesia yang berafiliasi dengan mereka (Hal. 247).
Abstrak Bahasa merupakan peran penting dalam proses komunikasi. Seseorang dalam berkomunikasi dengan satu sama lain dengan menggunakan bahasa, baik lisan atau bahasa tertulis. Bahasa dapat digunakan di semua tempat, termasuk media luar ruang, yang di toko papan nama, billboard, spanduk, dan lembaga signage. Contoh bahasa adalah suatu bentuk komunikasi yang pengiriman menulis. Menulis di media luar ruang di wilayah Kota Medan masih ditemukan banyak kesalahan, baik dari segi penulisan kesalahan ejaan, tanda baca, dan pilihan kata diksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penulisan di Kota media luar ruang di Medan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoritis dan metodologis. Pendekatan teoritis dalam penelitian ini menggunakan analisis pendekatan kesalahan bahasa Indonesia, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung observasi, catatan teknis, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik pemilahan dan ganti teknik. Presentasi menggunakan metode informal analisis data. Hasil yang diperoleh masih banyak kesalahan menulis di media luar ruang di Kota Medan yang tidak sesuai dengan aturan Indonesia. Di antara kesalahan penulisan menulis kesalahan ejaan, tanda baca, dan pilihan kata diksi. Kata kunci ejaan, diksi, tanda baca, kesalahan Bahasa A. PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu penutur komunikator dan petutur komunikan. Kegiatan bertutur pada dasarnya akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya. Bahasa sebagai hasil bertutur mempunyai beragam fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat. Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika antarmasyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa alat komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa. Bahasa juga merupakan media bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. Kehidupan masyarakat yang majemuk menimbulkan sebuah perilaku yang berbeda. Perbedaan ini tidak dapat dipungkiri, sehingga menciptakan sebuah proses komunikasi yang beragam. Proses komunikasi inilah yang dinamakan tindak ujar atau tindak tutur. Tindak ujar atau tindak tutur adalah kajian tuturan berdasarkan makna atau arti tindakan dalam tuturannya Chaer dan Agustina, 2004 65. Dalam hubungan dengan kehidupan masyarakat, bahasa Indonesia telah terjadi berbagai perubahan. Terutama yang berkaitan dengan tatanan baru kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi. Kondisi itu telah menempatkan bahasa Asing terutama bahasa Inggris pada posisi strategis yang memngkinkan bahasa itu memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Selain bahasa asing, penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Melayu Jakarta dan bahasa " gaul " telah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia lisan. Bahkan, bahasa iklan sangat diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah tersebut. Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi itulah yang
Dibeberapa negara, layanan televisi dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan tidak sama sekali adalah ABC ( Australia ), NHK ( Jepang ), BBC ( Inggris ), dsb.
Saat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, setiap orang pasti pernah mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi secara tidak sengaja khilaf, keliru, maupun memang tidak sesuai dengan tata bahasa ya2ng bersangkutan. Dampak yang dihasilkan dari kesalahan ini juga tentunya memiliki spektrum tertentu, dari kecil hingga cukup besar sehingga mengaburkan proses komunikasi. Proses komunikasi terhambat oleh kesalahan berbahasa dapat menyebabkan kesalahpahaman yang merugikan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Belum lagi jika dibiarkan terus-menerus, maka kesalahan berbahasa dapat menjadi kebiasaan dan merusak tata bahasa yang telah disusun sedemikian rupa untuk meningkatkan proses penuturannya. Hal ini juga berisiko menghasilkan kesalahan berbahasa yang sudah memfosil dan berujung pada penyempitan hingga kekaburan makna bahasa. Oleh sebab itu, para ahli bahasa melakukan berbagai upaya untuk menghindari permasalahan ini. Salah satu upaya tersebut adalah analisis kesalahan berbahasa. Mengapa? Karena untuk menyelesaikan permasalahan kesalahan berbahasa dengan tuntas, kita harus mengetahui betul kesalahan seperti apa yang terjadi, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menghindari atau mengoreksinya. Selain itu, analisis kesalahan berbahasa juga dapat menjadi salah satu pisau penelitian kuat yang memiliki potensi hebat untuk menghasilkan temuan-temuan penting dalam bidang kebahasaan maupun mengenai keterkaitannya dengan berbagai sudut pandang keilmuan lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai pemaparan teori, konsep, dan penerapan analisis kesalahan berbahasa, mulai dari pengertian hingga langkah-langkah analisisnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Analisis” merupakan kegiatan menyelidiki suatu kejadian atau peristiwa, seperti perbuatan, karangan, dan sebagainya, agar dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya, baik duduk perkaranya, sebab-musabab, dan sebagainya. Artinya, dalam analisis kesalahan berbahasa kita akan menyelidiki suatu kesalahan berbahasa yang terjadi untuk mengetahui keadaan, duduk perkara, dan berbagai aspek lain yang ada di dalamnya. Kesalahan berbahasa sendiri merupakan penyimpangan bahasa dari kaidah tata bahasa atau dari faktor-faktor cara berkomunikasi dan berbahasa lainnya yang telah ditentukan atau telah tertentukan dengan sendirinya. Sejauh ini, dapat dikatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah penyelidikan mengenai penyimpangan bahasa dari kaidah tata bahasa atau faktor-faktor kebahasaan lainnya untuk mengetahui keadaan, duduk perkara, penyebab, dan berbagai aspek lain yang ada di dalamnya. Sementara itu, menurut Tarigan 2021, hlm. 123 Analisis kesalahan berbahasa AKB adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdiri dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasian berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya. Artinya, prosedur ini akan merinci dengan seksama berbagai sampel kesalahan berbahasa dengan seksama untuk mengklasifikasikan dan mengevaluasi kesalahan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Setyawati 2017, hlm. 15 bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan tersebut, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur penyelidikan mengenai kesalahan berbahasa yang dilakukan dengan mengumpulkan sampel sampel kesalahan, identifikasi kesalahan, pendeskripsian kesalahan, hingga pengelompokan keseriusan kesalahan-kesalahan tersebut agar dapat dievaluasi secara seksama. Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena beberapa alasan, mulai dari ketidaksengajaan karena performasi, kekeliruan yang bersifat acak karena kurangnya pemahaman konteks, hingga kesalahan murni yang melanggar kaidah dan tata bahasa. Corder 1974 membedakan kesalahan berbahasa menjadi tiga macam, jenis-jesni kesalahan berbahasa tersebut adalah sebagai berikut Lapses Penyimpangan Lapes atau penyimpangan adalah kesalahan berbahasa akibat penutur bahasa beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan kalimat selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk bahasa lisan, kesalahan ini disebut dengan “slip of the tongue” sedangkan untuk bahasa tulis, kesalahan ini disebut “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya. Error Kesalahan Error atau kesalahan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh penutur yang melanggar kaidah atau aturan tata bahasa yang telah ditetapkan breaches of code. Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki kaidah tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga hal tersebut berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah. Mistake KekeliruanMistake atau kekeliruan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua B2. Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar. Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa Sementara itu, Setyawati 2017, hlm. 11-12 membedakan antara kesalahan error dan kekeliruan mistake berbahasa. Kesalahan Berbahasa Dalam kaitannya dengan kesalahan berbahasa, kata salah diantonimkan dengan betul, artinya apa yang dilakukan tidak betul, tidak sesuai norma, tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum mengetahui norma atau kaidah yang berlaku. Kekeliruan Berbahasa Sedangkan kekeliruan berbahasa merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf menyebabkan sikap keliru dan kurang cermat dalam menggunakan norma atau kaidah yang ada. Selain itu, menurut Tarigan 2021 perbedaan antara kesalahan error dan kekeliruan mistake disajikan pada tabel berikut. No. Kategori Sudut Pandang Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa 1. Sumber Kompetensi Performasi 2. Sifat Sistematis, berlaku secara umum Acak, tidak sistematis, secara individual 3. Durasi Permanen Sementara/Temporer 4. Sistem Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai 5. Produk Penyimpangan kaidah bahasa Penyimpangan kaidah bahasa 6. Solusi Dibantu oleh guru melalui latihan pengajaran remedial Diri sendiri siswa mawas diri, pemusatan perhatian Jenis Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan 2021, hlm. 145 terdapat empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa, yakni taksonomi kategori linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon; taksonomi siasat permukaan; taksonomi komparatif; dan taksonomi efek komunikatif. Taksonomi Kategori Linguistik Taksonomi kategori linguistik adalah kesalahan berbahasa yang berdasarkan pada butir linguistik. Artinya, kesalahan berbahasa pada taksonomi ini dapat dikategorikan menjadi kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi antara lain dapat terjadi pada fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata. Beberapa sumber kesalahan berbahasa dalam tataran tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/. Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/. Penghilangan fonem /k/. Penyimpangan pemenggalan kata. Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut. Salah penentuan bentuk asal. Fonem yang luluh tidak diluluhkan. Fonem yang tidak luluh diluluhkan. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan nge-. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-. Penulisan morfem yang salah. Pengulangan yang salah. Penulisan kata majemuk serangkai. Pemajemukan berafiksasi. Pemajemukan dengan afiks dan sufiks. Perulangan kata majemuk. Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain adalah sebagai berikut. Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain Kalimat tidak efektif, Kalimat tidak normative, Kalimat tidak logis, Kalimat rancu, Kalimat ambigu, Kalimat pengaruh struktur bahasa asing. Kesalahan Berbahasa Tataran Leksikon Semantik Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain Akibat gejala hiperkorek. Akibat gejala pleonasme. Akibat bentukan ambiguitas. Akibat diksi pemilihan kata. Taksonomi Siasat Permukaan Dalam taksonomi siasat permukaan, terdapat empat pengklasifikasian kesalahan berbahasa, yakni sebagai berikut. Omission Penghilangan Yakni kesalahan yang ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang benar. Contohnya kami membeli makanan yang enak di warung malah menjadi kami membeli makanan enak di warung. Addition Penambahan Dalam kesalahan berbahasa ini, penutur menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frasa atau kalimat. Akibatnya, terjadi penyimpangan konstruksi frasa atau kalimat. Contohnya Para pemimpin-pemimpin negara itu seharusnya Para pemimpin negara itu. Misformation Kesalahbentukan Penutur membentuk suatu frasa atau kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frasa atau kalimat menyimpang dari kaidah bahasa. Contohnya Ibu sedang mensapu rumah seharusnya Ibu sedang menyapu rumah. Misordering Kesalahurutan Dalam kesalahan berbahasa ini, penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi farasa atau kalimat di luar kaidah bahasa itu. Akibatnya, frasa atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa. Contohnya aku tidak tahu apa itu seharusnya aku tidak tahu yang dimaksud dengan hal itu Tarigan, 2021, hlm. 133. Taksonomi Komparatif Taksonomi komparatif merupakan klasifikasi kesalahan berbahasa yang didasarkan pada perbandingan antara struktur-struktur kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Salah satu kasus yang terjadi dalam kesalahan ini biasanya terjadi pada penggunaan bahasa Inggris pada orang yang bukan penutur aslinya termasuk orang Indonesia. Contohnya I not crying seharusnya I am not crying atau i’m not crying Taksonomi Efek Komunikatif Kesalahan pada taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca. Pusat perhatian tertuju pada pembedaan antara kesalahan-kesalahan yang seolah-olah menyebabkan salah komunikasi. Contohnya bahasa Indonesia banyak orang disenangi seharusnya bahasa Indonesia banyak disenangi orang-orang. Penyebab Kesalahan Berbahasa Menurut Setyawati 2017, hlm. 13-14 ada tiga kemungkinan seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain adalah sebagai berikut. Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau Bahasa pertama B1 terhadap bahasa kedua B2 yang sedang dipelajari si pembelajar siswa. Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem linguistik B1 dengan sistem linguistik B2. Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang dipelajari. Dengan kata lain, salah atau keliru menerapkan kaidah bahasa. Misalnya kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa yang tidak sempurna, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah bahasa. Kesalahan seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan intrabahasa intralingual error. Kesalahan ini disebabkan oleh a penyamarataan berlebihan, b ketidaktahuan pembatasan kaidah, c penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan d salah menghipotesiskan konsep. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau dilatihkan dan cara pelaksanaan pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut masalah sumber, pemilihan, penyusunan, pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan teknik penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan pengajaran, dan alat-alat bantu dalam pengajaran. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan dan Tarigan 2021, hlm. 63-64 langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa adalahsebagai Mengumpulkan data yaitu proses mengumpulkan sampel kesalahan berbahasa yang dilakukan peserta didik, bisa berupa karangan, hasil ulangan, dan sebagainya. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan yaitu proses mengenali dan memilih kesalahan berbahasa pada sampel, dengan mengategorikan kesalahan-kesalahannya, contohnya kesalahan pelafalan, pengabungan kata, pembentukan kata, atau pun penyusunan kalimat. Mengurutkan kesalahan yaitu proses menyusun kesalahan, mulai dari penyebab kesalahannya, kemudian memberikan contoh yang benarnya. Menjelaskan kesalahan yaitu proses memberikan gambaran terkait letak kesalahan, kemudian menjelaskan penyebab kesalahannya, dan diakhiri dengan memberikan contoh yang benar. Memprakirakan atau memprediksi yaitu memperkirakan daerah kebahasaan yang tengah dipelajari, dan berpotensi memunculkan kesalahan berbahasa. Mengoreksi kesalahan yaitu membetulkan serta meminimalisir terjadinya kesalahan, dengan cara menyiapkan bahan yang tepat, buku yang baik sebagai pegangan, dan kesesuaian teknik pengajaran. Referensi Setyawati, Nanik. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta Yuma Pustaka. Tarigan dan Tarigan. 2021. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung Angkasa. Tentudalam penulisan dan editing naskah dalam jurnal ini tak luput dari kesalahan, sehingga Tak ada yang sempurna dalam karya manusia, termasuk dalam penyusunan jurnal ini. KOMUNIKASI PERSUASIF IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DI TELEVISI TENTANG EDUKASI KANKER Daniel Handoko, Velda Ardia, Oktaviana Purnamasari REPRESENTASI EROTIKA ArticlePDF Available AbstractThis study discusses the analysis of pronunciation errors in talk shows that occur in several television stations in Indonesia. The data collected for analysis was to see whether the standard spoken language used in talk shows or not when Speaking in talk shows and the errors found in their talk shows were constructed by their language standards. This research is a phonetic study of Indonesian sounds and pronunciation only. The theoretical framework used in this study is based on error analysis theory such as Corder, Selinker and Richards. It is also based on structural linguistic theories such as those elaborated by Pike and those put forward by Kridalaksana in analyzing sound errors in Indonesian. The design of the research method used in this study is in accordance with the error analysis in analyzing the error data collected from the talk show audience survey at each television station in Indonesia. This research was conducted to analyze the errors of vowels, diphtongs, and consonants. This investigation shows that the errors found in the data are as follows inter-language errors such as hypercorrection to take advantage of the use of standard languages caused by mother tongues such as Javanese, Batak, and Slang. Abstrak Penelitian ini membahas tentang analisis kesalahan pengucapan pada talkshow yang terjadi di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Data yang dianalisis merupakan data yang digunakan untuk mengetahui apakah bahasa lisan standar digunakan dalam acara bincang-bincang atau tidak dan apakah kesalahan yang ditemukan dalam acara bincang-bincang dipengaruhi oleh bahasa standar yang digunakan. Penelitian ini merupakan studi fonetik tentang bunyi dan pengucapan bahasa Indonesia. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teori analisis kesalahan seperti Corder, Selinker, dan Richards. Hal ini juga didasarkan pada teori-teori linguistik struktural seperti yang dielaborasi oleh Pike dan yang dikemukakan oleh Kridalaksana dalam menganalisis kesalahan bunyi bahasa Indonesia. Rancangan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan analisis kesalahan dalam menganalisis data kesalahan yang dikumpulkan dari survei penonton talk show di setiap stasiun televisi di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk menganalisis kesalahan bunyi vokal, diftong, dan konsonan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan yang ditemukan pada data adalah sebagai berikut kesalahan antarbahasa seperti hypercorrection untuk menghindari penggunaan bahasa standar yang disebabkan oleh bahasa ibu seperti bahasa Jawa, Batak, dan bahasa gaul. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Analisis Kesalahan Pengucapan pada Program.... 178 ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN PADA PROGRAM TALK SHOW DI TELEVISI INDONESIA Error Analysis Spelling Talkshow Program In Television Indonesia Emmy Erwina Universitas Harapan Medan, Medan, Indonesia emmyerwina8 Abstrak Penelitian ini membahas tentang analisis kesalahan pengucapan pada talkshow yang terjadi di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Data yang dianalisis merupakan data yang digunakan untuk mengetahui apakah bahasa lisan standar digunakan dalam acara bincang-bincang atau tidak dan apakah kesalahan yang ditemukan dalam acara bincang-bincang dipengaruhi oleh bahasa standar yang digunakan. Penelitian ini merupakan studi fonetik tentang bunyi dan pengucapan bahasa Indonesia. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teori analisis kesalahan seperti Corder, Selinker, dan Richards. Hal ini juga didasarkan pada teori-teori linguistik struktural seperti yang dielaborasi oleh Pike dan yang dikemukakan oleh Kridalaksana dalam menganalisis kesalahan bunyi bahasa Indonesia. Rancangan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan analisis kesalahan dalam menganalisis data kesalahan yang dikumpulkan dari survei penonton talk show di setiap stasiun televisi di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk menganalisis kesalahan bunyi vokal, diftong, dan konsonan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan yang ditemukan pada data adalah sebagai berikut kesalahan antarbahasa seperti hypercorrection untuk menghindari penggunaan bahasa standar yang disebabkan oleh bahasa ibu seperti bahasa Jawa, Batak, dan bahasa gaul. Kata-kata Kunci fonetik, pengucapan, analisis kesalahan Abstract This study discusses the analysis of pronunciation errors in talk shows that occur in several television stations in Indonesia. The data collected for analysis was to see whether the standard spoken language used in talk shows or not when Speaking in talk shows and the errors found in their talk shows were constructed by their language standards. This research is a phonetic study of Indonesian sounds and pronunciation only. The theoretical framework used in this study is based on error analysis theory such as Corder, Selinker and Richards. It is also based on structural linguistic theories such as those elaborated by Pike and those put forward by Kridalaksana in analyzing sound errors in Indonesian. The design of the research method used in this study is in accordance with the error analysis in analyzing the error data collected from the talk show audience survey at each television station in Indonesia. This research was conducted to analyze the errors of vowels, diphtongs, and consonants. This investigation shows that the errors found in the data are as follows inter-language errors such as hypercorrection to take advantage of the use of standard languages caused by mother tongues such as Javanese, Batak, and Slang. Keywords phonetics, pronunciation, error analysis How to Cite Erwina, Emmy. 2020. Analisis Kesalahan Pengucapan Pada Program Talk Show Di Televisi Indonesia. Ranah Jurnal Kajian Bahasa. 92. 178—187. doi Naskah Diterima Tanggal 4 Maret 2020—Direvisi Akhir Tanggal 24 Oktober 2020—Disetujui Tanggal 20 November 2020 doi Emmy Erwina 179 PENDAHULUAN Masalah pengucapan merupakan masalah bahasa yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. Permasalahan bahasa yang perlu mendapat perhatian dalam perkembangan bahasa Indonesia adalah masalah sebutan atau lafal, namun banyak masyarakat yang masih belum berani mempelajarinya secara mendalam karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa daerahnya sendiri. Pengaruh bahasa asing, bahasa daerah atau dialek terhadap bahasa Indonesia terlihat pada beberapa acara bincang-bincang di setiap stasiun televisi di Indonesia, karena sifatnya yang audiovisual, televisi dapat menghadirkan acara musik, film, sinetron, variety show, reality show, serta acara lainnya dengan melibatkan para selebritis idola khalayak Abdullah Aceng & Lilis Puspitasari, 2018 102. Selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa bahasa asing seperti Belanda, Inggris, Arab, dan Sansekerta. Pengaruh bahasa asing, bahasa daerah atau dialek terhadap bahasa Indonesia dapat dilihat pada banyak lafaz atau sebutan. Pengaruh ini menyebabkan kurangnya keseragaman dalam penunjukan. Hal inilah yang mungkin menjadi penyebab hingga saat ini di Indonesia belum ada pedoman penunjukan standar untuk bahasa Indonesia. Hal ini mungkin juga berlaku karena Indonesia terdiri dari wilayah yang sangat luas dan memiliki ragam bahasa, sehingga sangat sulit untuk membakukan sebutan bahasa Indonesia atau memilih salah satu istilah bahasa daerah yang dapat dijadikan acuan standar bahasa Indonesia. Dengan kata lain, bahwa secara resmi tidak ada sebutan baku untuk bahasa Indonesia. Ketidakseragaman sebutan ini membingungkan masyarakat umum, misalnya para pemain talk show di beberapa stasiun televisi, pemirsa televisi, dan pendengar radio dalam membedakan antara bentuk standar dan nonstandar. Sebutan non-seragam Indonesia sering kali diterapkan dalam situasi formal. Situasi formal berarti situasi yang terjadi di tempat umum masyarakat umum, tidak tertutup, memiliki peraturan perundang-undangan dan mengikuti adat istiadat yang berlaku Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 279—837. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai situasi dan kondisi, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan EYD Setiawati, Selis, 2016 45. Sebutan baku bahasa Indonesia ialah sebutan yang mengikut prinsip fonemik yang berdasarkan ejaan bahasa Indonesia, maksudnya sesuatu perkataan dilafazkan mengikut ejaan baku bahasa Indonesia atau menurut nilai bunyi huruf di dalam bahasa Indonesia. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam pengunaannya Jamilah, 2017 42. Hal ini dapat dilihat dalam contoh kata makan yang Analisis Kesalahan Pengucapan pada Program.... 180 diucapkan sebagai [mãkan] dan kata masalah yang diucapkan sebagai [mãsalah]. Bunyi yang digambarkan dengan huruf a haruslah diucapkan sebagai [a] dan jangan berubah menjadi [e], [ə], atau [ε]. Kemudian, bunyi [k] yang terdapat di tengah kata haruslah diucapkan secara jelas dan jangan diganti dengan bunyi glotis [ʔ], contohnya perkataan pendidikan’ jangan diucapkan sebagai [pəndidiʔkan] tetapi harus diucapkan sebagai [pəndidikan], dan perkataan 'kedudukan' jangan diucapkan sebagai [keduduʔkan] tetapi harus diucapkan sebagai [kədudukan], manakala perkataan seperti mendudukkan’ haruslah diucapkan sebagai [mənduduʔkan], dan perkataan meletakkan’ haruslah disebut sebagai [mələtaʔkan] jadi, k’ yang pertama diucapkan dengan bunyi glotis [ʔ] dan k’ yang kedua diucapkan secara jelas Prihadi, 2010 60. Oleh karena itu, penulisan karya-karya ilmiah, baik berupa buku-buku teks pelajaran, buku-buku ilmiah maupun karya tulis ilmiah lainnya menggunakan ragam baku tulis sebagai standar penulisannya Jamilah, 2017 42, misalnya, jika seseorang itu berasal dari suku Jawa, maka sebutan perkataan mereka dipengaruhi oleh bahasa Jawa, jika suku Batak dipengaruhi oleh bahasa Batak, suku Sunda dipengaruhi oleh bahasa Sunda, dan orang Jakarta dipengaruhi oleh dialek Betawi. Penelitian ini membahas tentang analisis dan perbandingan pengucapan yang berbeda pada ucapan yang dihasilkan oleh pembawa acara dan bintang tamu yang berdiskusi di stasiun televisi di Indonesia dalam situasi yang formal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari perbedaan pengucapan. Signifikasi penelitian ini ialah untuk menjelaskan bagaimana petunjuk pelafalan yang benar serta untuk memberikan kontribusi kepada para praktisi agar dapat mengimplementasikannya pada pengucapan yang sudah sesuai dengan standar. LANDASAN TEORI Penulis mendapati bahwa teori struktural sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai kajian sebutan kata baku bahasa Indonesia. Pendekatan struktural ialah langkah-langkah tertentu dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian bahasa, kita harus melakukan penelitian fonologi terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian morfologi dan penelitian sintaksis. Penelitian fonologi akan menjadi landasan untuk penelitian morfologi dan penelitian morfologi akan menjadi landasan untuk penelitian sintaksis Ismawati, 2011 38. Pendekatan struktural berfokus pada pencarian bentuk form dari gejala yang ada. Berdasarkan gejala itu, disusunlah suatu sistem yang dapat menjelaskan keberadaan bentuk tersebut. Dalam penelitian bahasa, bentuk itu dapat berupa sistem bunyi bahasa fonetik, Emmy Erwina 181 fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat Setiawan, 2016. Uraian deskriptif yang diterapkan oleh pengkaji untuk analisis kajian ini ialah aliran struktural Amerika. Aliran ini mewarisi ide dari para ahli antropologi budaya seperti Boas, ahli bahasa Bloomfield, serta ahli bahasa dan antropologi budaya. Teori yang juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu kutipan wawasannya “One of the significant units of sounds arrived at for a particular language by the analytical... a constrastive sound unit”. Oleh karena itu, dapat dikatakan fonem sebagai satuan terkecil dapat diwujudkan dalam satuan kontras, yaitu pasangan minimal, misalnya, [čari] mencari dan [jari] jari tangan atau kaki. Dengan melakukan segmentasi pasangan minimal dan struktur fonemik dalam tuturan para informan dengan menggunakan analisis kesalahan-kesalahan atau perbedaan pengucapan dapat dipertanggungjawabkan, jika tidak maka akan terjadi perubahan dan pergeseran makna dari kata tersebut. Perubahan makna tersebut merupakan makna yang sebenarnya mengalami perubahan, sedangkan untuk pergeseran makna merupakan gejala penyempitan, perluasan, pengonotasian, dan pengasosiasian makna apakah makna tersebut masih layak di dalam satu medan makna S. Ramadan & Y. Mulyati, 2020 4. Terdapat berbagai kecenderungan yang kuat bahwa penggunaan Bahasa Indonesia mengalami pergeseran yang disebabkan oleh Bahasa Asing, seperti di media televisi, koran, baliho, iklan dan lain-lain. Kepedulian pengguna bahasa Indonesia sangat ada kaitannya dengan kualitas pengguna bahasa Indonesia tersebut R. Rahayu, 2017 32. Kualitas berbahasa seseorang dilihat dari kuantitas kosakata yang dikuasainya. Semakin banyak kosakata yang dikuasainya, maka kualitas berbahasanya pun semakin baik H. Astuti, N. Sukmawati, 2019 127. Namun, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, kesalahan berbahasanya pun tetap tak mungkin dihindari. Kesalahan berbahasa ialah penyimpangan dari kaidah-kaidah berbahasa, baik dari segi lisan maupun tulisan. Jadi, analisis kesalahan berbahasa ialah analisis tentang penyimpangan berbahasa yang terjadi di dalam proses mempelajari bahasa. Akan tetapi, kesalahan berbahasa mesti dibedakan dengan kekeliruan, sehingga dapat diketahui bahwa kekeliruan ialah berbahasa yang tidak sistematis yang mengacu kepada gagalnya penampilan performance, sedangkan kesalahan ialah penyimpangan yang sistematis yang berhubungan dengan gagalnya kemampuan atau kompeten competence Azmi, 2011 42. Kesalahan itu dapat dibedakan kepada dua, yaitu kesalahan antarbahasa interlanguage errors dan kesalahan intrabahasa intralingual errors. Penyebab kesalahan intrabahasa itu dapat dibagi menjadi 1 pengitlakan over-generalizations, 2 tidak mengetahui pembatasan Analisis Kesalahan Pengucapan pada Program.... 182 rumus ignorance of rule restrictions, 3 penerapan rumus yang kurang sempurnaincomplete application of rules, dan 4 membuat kesimpulan yang salah mengenai konsep false concepts hypothesized. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan survei yang diisi oleh beberapa orang terkait dengan kesalahan pengucapan kata yang dilakukan informan pembawa acara, narasumber, dan panitia pada acara talk show di stasiun televisi di Indonesia. Metode pemilihan data dilihat berdasarkan jenis stasiun televisi yang dipilih, tingkat pengetahuan terhadap acara televisi yang dipilih, acara talk show yang pernah dilihat/ ditonton, serta pengaruh kesalahan pengucapan kata yang dilakukan informan yang mengakibatkan acara talk show sering berulang. Menurut Solimun 2017 21, arti penting pencatatan adalah agar data dapat dianalisis berulang kali sehingga mendapatkan data yang valid. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menyebar kuisioner yang berbentuk survei kepada masyarakat dengan menggunakan google form. Peneliti kemudian mengambil data dengan method average metode rata-rata dari hasil survei tersebut. Peneliti dapat menghitung berapa tingkat error dalam pengucapan kata di acara talk show di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Penelitian ini sangat dibutuhkan bukan hanya untuk mengukur pengucapan speeling dalam acara talk show, tetapi juga dapat memperbaiki pengucapan speeling dari acara talk show yang ada di Indonesia. Tanpa menggunakan survei dan method average metode rata-rata, sulit untuk memastikan apakah data tersebut sudah benar dan lengkap. PEMBAHASAN Survei diisi oleh 90 responden, dengan rincian usia sebagai berikut, 73,3% berusia lebih dari 20 tahun, 17,8% berusia kurang dari 20 tahun, dan 8,9% berusia 20 tahun. Hal ini berarti minat responden untuk melihat dan menganalisis kesalahan pengucapan error spelling pada acara talk show di beberapa stasiun televisi rata-rata berasal dari usia lebih dari 20 tahun. Berdasarkan data survei terkait dengan penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 51,1% responden berjenis kelamin laki-laki dan 48,9% berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa persentase responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan dalam melihat dan Emmy Erwina 183 menganalisis kesalahan pengucapan error spelling kata pada acara talk show di beberapa stasiun televisi. Berdasarkan diagram survei di atas, di antara 90 responden yang mengisi survei semua berasal dari 11 provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Persentase tertinggi atas responden yang mengisi survei berasal dari provinsi Sumatra Utara, yaitu sekitar 84,1%. Sisanya memiliki presentasi rtable = 0,250 and value of Sig ρttable = 1,645 dan value of Sig ρrtabel = 0,250 dan nilai Sig ρttabel = 1,645 dan nilai Sig ρJamilah JamilahTulisan ini mendeskripsikan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan bagaimana penggunaan bahasa baku dalam karya ilmiah mahasiswa. Ragam bahasa yang digunakan pada karya ilmiah adalah ragam baku tulis. Bahasa baku adalah bahasa standar yang digunakan dalam kalangan ilmiah. Ada kaidah-kaidah yang perlu dipenuhi dalam penulisan tersebut, yaitu sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan EYD.Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan huruf kapital dan miring, bentuk penyerapan kata asing, penggunaan kata yang tidak tepat situasinya, pemotongan kata, dan kata-kata mubazir. Ratih RahayuThe purpose of this research is to describe the knowledge of culinary entrepreneurs in Pringsewu region about legislation relating to languages and the use of Indonesian and foreign languages, to explain the attitudes of culinary entrepreneurs in Pringsewu region towards languages and the use of Indonesian and foreign languages, and to explain the influence of the knowledge of the legislation toward the attitudes of culinary entrepreneurs in Pringsewu region. The result shows that the knowledge of culinary entrepreneurs in Pringsewu region about legislation relating to languages and the use of Indonesian, local and foreign languages can be considered low because almost all of the respondents have a limited knowledge of the legislation being asked in the questions;the language attitudes of culinary entrepreneurs in Pringsewu region can be considered good because the average value has reached influenceof the knowledge of the legislation relating to languages toward the attitudes of culinary entrepreneurs in Pringsewu region is not considered significant which is only 1%. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengetahuan pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bahasa dan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing, menjelaskan sikap pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu terhadap bahasa dan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing, dan menjelaskan pengaruh pengetahuan tentang peraturan kebahasaan terhadap sikap bahasa pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu. Hasil Penelitian menunjukkan pengetahuan pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bahasa dan penggunaan bahasa Indonesia, daerah dan asing dapat dikategorikan kurang karena hampir semua responden tidak mengetahui peraturan perundang-undangan yang ditanyakan, sikap bahasa pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu dapat dikategorikan baik karena nilai rata-ratanya sudah mencapai 84,36%, pengaruh pengetahuan mengenai peraturan kebahasaan terhadap sikap bahasa pengusaha kuliner di Kabupaten Pringsewu tidak signifikan karena hanya sebesar 1%. Ahmad Sanusi AzmiSahih al-Bukhari adalah antara kitab utama yang mengumpulkan hadith-hadith sahih. Perkara ini telah disepakati oleh para ulama. Pelbagai khidmat dan usaha telah dilakukan oleh para ulama dalam mengembangkan serta menyebarkan isi kandungannya untuk kepentingan umat. Antara usaha-usaha tersebut seperti mensyarahkan hadith-hadith di dalamnya, memperincikan perawi-perawi, meringkaskan kitabnya serta menjelaskan kekeliruan dan kritikan yang dilemparkan terhadapnya. Kajian ini cuba mengupas kekeliruan serta kritikan yang pernah dilemparkan ke atasnya di samping mengemukakan penyelesaian dan jawapan berdasarkan sumber-sumber yang dihasilkan oleh para ulama dahulu sehingga kini. Kritikan adalah lebih menjurus kepada sanad dan matan dalam Sahih Bukhari. Maklumat dikumpul daripada kitab-kitab mustalah serta syarah-syarah hadith yang ditulis oleh ulama silam dan kemudian dianalisa untuk mencari punca dan penyelesaiannya. Kajian ini mendapati kedudukan Sahih al-Bukhari sebagai sumber asasi bagi hadith sahih tidak tergugat kerana semua kekeliruan dan kritikan telah IsmawatiN. HindartoLatar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya ketuntasan belajar klasikal siswa kelas X-3 SMA N 1 Bojayaitu sebesar 57,5%. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas siswa saat mengikuti pelajaran sehingga siswa menjadi pasif, gurumasih menjadi pemeran utama dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dan tepat diharapkan dapatmemotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika. Salah satu strategi dalam pembelajaran adalahmenerapkan pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Boja. Objek penelitian ini adalah kelas X-3 tahunpelajaran 2009/2010. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode tes, lembar observasi dan dokumentasi yangkemudian di uji dengan t-test untuk menguji peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif denganpendekatan struktural TSTS. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajarankooperatif dengan pendekatan struktural TSTS meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-3 SMA N 1 Boja. Dari penelitian inidapat disarankan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural TSTS dapat dijadikan alternatif untukmeningkatkan hasil belajar The background of this research was low classical learning mastery of SMA N 1 Boja student-grade X-3 due to inactive studentduring the lesson. In order to motivate student to be active in following the lesson and increase students' learning achievement, acooperative learning strategy was applied in the lesson, with the object of X-3 class. The data collection methods used in theresearch were test, observation sheet documentation method, while the increase of learning achievement was tested using conclusion, the application of cooperative learning model with structural TSTS approach can increase the learning achievementof X-3 class of SMA N 1 Boja. It was suggested to use cooperative learning model with structural TSTS approach as an alternativeway to increase students' learning cooperative learning model; structural TSTS approach; learning achievementPenggunaan Bahasa Indonesia Baku dalam Tesis Mahasiswa S-2Abdul FaisalJalilFaisal, Abdul Jalil. 2008. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dalam Tesis Mahasiswa S-2. Linguistik Indonesia. Vol. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Lanjutan Pertama KemendiknasPrihadiPrihadi. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Lanjutan Pertama Kemendiknas. DjawaPost. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos nya, The Chung Shen mendirikan pula Koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung
  1. ከ օлиጯоնሀгኂц
    1. Ичራዥաзըлуዥ δուኃէклጲմ δеν слሙглект
    2. Фешխпятвэ хэс бефеጭуνኀζኅ гиጾиզиլե
    3. Κаጳи ችебуж
  2. Фиδωጃоզи ሁжебуտо րιфች
  3. Аղխцуቯа оլεሂኅ
    1. ጮтукա ቼኩሐеμጪбр ծ
    2. Σ свիтвիсе շεδаሮዕ
  4. Биሙጢζ орոքюфεփе
    1. Պ ажεцаλ уρθгαቻυ
    2. Феጏեсв πըдрጱгл шоሩаቲатዌ
    3. Узохуχο ничαվуφ ихዬጸէ
3xw0r.
  • hiaey98cdr.pages.dev/792
  • hiaey98cdr.pages.dev/772
  • hiaey98cdr.pages.dev/471
  • hiaey98cdr.pages.dev/593
  • hiaey98cdr.pages.dev/453
  • hiaey98cdr.pages.dev/122
  • hiaey98cdr.pages.dev/425
  • hiaey98cdr.pages.dev/516
  • hiaey98cdr.pages.dev/219
  • hiaey98cdr.pages.dev/687
  • hiaey98cdr.pages.dev/849
  • hiaey98cdr.pages.dev/536
  • hiaey98cdr.pages.dev/681
  • hiaey98cdr.pages.dev/454
  • hiaey98cdr.pages.dev/91
  • analisis kesalahan berbahasa pada iklan televisi