Sekelompokilmuwan akan meneliti kehidupan dasar laut. mereka menyertakan sejumlah fotografer. dalam penelitian tersebut terdapat 36 ilmuwan dan 24 fotografer yang dibagi menjadi beberapa kelompok. setiap kelompok terdiri atas ilmuwan dan fotografer di setiap kelompok sama. banyak kelompok penelitian tersebut maksimal.. A. 8 B. 9 C. 10 D. 12
Samudera dan lautan dunia masih merupakan tempat yang misterius bagi sebagian besar manusia di bumi, terutama kehidupan laut dalam. Sangat sedikit ekspedisi yang menjangkau kedalaman laut yang dingin dan gelap di bawah sana, dan masih banyak hal yang belum kita ketahui dari kehidupan yang berada di bawah sana. Seiring kemajuan teknologi sepanjang waktu, misteri-misteri itu perlahan mulai terkuak satu demi satu, dan kini makin banyak yang bisa kita ketahui. Meski tentu saja jalan masih begitu panjang. Ekspedisi-ekspedisi laut yang dilakukan selama tahun 2021 menambah daftar penampakan laut dalam yang misterius tersebut, termasuk juga spesies-spesies laut yang baru ditemukan. Di tahun 2021, dengan teknologi eksplorasi bawah laut yang makin canggih, para ilmuwan berhasil merekam beberapa makhluk yang tak sempat menjauh, atau memang tidak takut pada robot bawah laut dan tidak lari darinya. Juga makhluk-makhluk laut dalam yang terlalu kecil untuk difoto secara sederhana maupun yang tembus pandang. Inilah beberapa penemuan-penemuan dari laut dalam sepanjang tahun 2021 yang menakjubkan Penampakan ubur-ubur hantu raksasa Saat menjelajahi laut dalam di Teluk Monterey, California, Amerika Serikat, para ilmuwan kelautan dari Monterey Bay Aquarium Research Institute MBARI berhasil mendokumentasikan peristiwa langka kehadiran dari ubur-ubur hantu raksasa Stygiomedusa gigantea yang berkeliaran di perairan dalam. Dilihat dari dekat, kepala ubur-ubur raksasa yang mirip lonceng itu berukuran sekitar 1 meter. Tampak bagian kepala ubur-ubur raksasa ini berdenyut-denyut, tubuhnya tembus pandang berwarna merah tua dengan empat tentakel yang panjang dan mengepul di belakang. Seekor ubur-ubur hantu raksasa Stygiomedusa gigantea di perairan dalam Teluk Monterey, California, Amerika Serikat. Foto MBARI Selama ribuan kali penyelaman, para peneliti Monterey Bay hanya melihat spesies misterius ini sembilan kali, meskipun para ilmuwan pertama kali mendokumentasikan ubur-ubur hantu pada tahun 1899. “Bahkan hingga saat ini, para ilmuwan hanya tahu sedikit sekali tentang hewan ini,” tulis lembaga penelitian itu. Ubur-ubur hantu raksasa ini hidup di kedalaman sekitar hingga meter di bawah laut, dan kemungkinan besar memangsa ikan kecil dan plankton. baca Foto Mengenal Ubur-Ubur Bintik Tak Menyengat dari Laguna Pulau Kakaban Ilmuwan mencapai tempat tersulit dijangkau di Laut Dalam Kutub Utara Apa yang lebih sulit dijangkau selain dari samudera yang dalam? Mungkin jawabannya adalah mencapai laut dalam dibawah lapisan daratan es tebal di kutub utara. Namun dalam ekspedisi yang bernama proyek HACON yang dilakukan pada Oktober 2021, sekelompok ilmuwan dan insinyur dengan menggunakan robot bawah air berhasil menjelajahi dunia lautan dalam yang sangat dingin sekitar 4000 meter di bawah permukaan Samudra Arktik di kawasan daratan es Kutub Utara. Ini adalah pertama kalinya para peneliti melakukan survei lubang ventilasi vulkanik langka dan kehidupan di kawasan yang terpencil pada daerah yang dinamakan Aurora di Kutub Utara itu. Para ilmuwan berhasil mengambil sampel batuan, cairan, sedimen, dan berbagai fauna untuk studi geologi, geokimia, mikropaleontologi, mikroba, mikrofauna, dan makrofauna untuk lebih memahami fungsi ekologis dari Samudera Arktik. Analisis sampel yang diambil memungkinkan peneliti untuk menilai apakah hewan-hewan di sana telah berevolusi dalam isolasi di Samudra Arktik atau apakah mereka juga terhubung dan berinteraksi dengan hewan-hewan dari belahan lain di bumi ini. Selain itu, data tersebut akan memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana kehidupan awal terbentuk di Bumi, dan membangkitkan minat yang tinggi dalam eksplorasi ruang angkasa dan pencarian kehidupan ekstra-terestrial di tata surya kita. Peta lokasi proyek Hacon yaitu ventilasi hidrotermal Aurora di Samudera Arctic Kutub Utara. Foto Center for Arctic Gas Hydrate Environment and Climate/CAGE Sampling yang dilakukan di ventilasi hidrotermal Aurora di Kutub Utara dalam proyek Hacon. Foto Center for Arctic Gas Hydrate Environment and Climate/CAGE menarik dibaca Kecoak Raksasa Ini Ditemukan di Laut Dalam Indonesia Penemuan gading gajah purba di 3000 meter bawah laut Tahun 2019, ilmuwan Steven Haddock dari Monterey Bay Aquarium Research Institute MBARI California, dan rekannya Randy Prickett, sedang menjelajahi dasar laut sedalam 3 ribu meter, sekitar 300 km lepas pantai California, Amerika Serikat. Ada sesuatu yang menarik penglihatannya, benda yang tampak seperti gading gajah. Dia mengambil sepotong kecil gading tersebut dan membawanya ke atas. Lalu, pada Juli 2021, Haddock kembali ke lokasi untuk mengambil seluruh gading yang ada. Pada November 2021, Prickett dan Haddock menyatakan, dengan bantuan para peneliti dari University of California, Santa Cruz, dan University of Michigan, sudah dipastikan benda itu adalah benar gading gajah purba. Tepatnya, gajah mammoth Kolombia. “Di bawah laut, kita bisa mengharap bertemu banyak hal tidak terduga, apalagi ketika menjelajahi laut dalam. Tetapi, saya masih terkejut bahwa kami menemukan gading purba mammoth,” kata Haddock dikutip dari MBARI. Gajah mammoth tiba di tempat yang sekarang disebut Amerika Utara sekitar satu juta tahun lalu dan berevolusi menjadi mammoth Kolombia [Mammuthus columbi], yang tingginya lebih dari 4 meter dengan berat sekitar 9 ton. Inilah lokasi ditemukannya gading gajah mammoth di kedalaman 3 ribu meter di Laut Pasifik. Foto MBARI Gading gajah purba yang ditemukan di laut ini akan diteliti lebih mendalam. Foto MBARI Bagaimana gading menemukan jalannya ke laut dalam? Itu tidak diketahui, dan kemungkinan akan tetap tidak diketahui. Tapi makhluk darat kadang-kadang tersapu ke wilayah laut yang lebih dalam, mungkin saat banjir besar di masa purba. Ditemukannya sebuah tempat di laut dalam yang tidak biasa dan sangat panas Selama ekspedisi laut di pertengahan tahun 2021 di lautan Teluk California Meksiko, para ilmuwan mengamati lubang ventilasi menakjubkan yang menyemburkan cairan super panas yang berada lebih dari meter di bawah permukaan laut. Ekspedisi yang dilakukan di atas kapal penelitian Falkor milik Schmidt Ocean Institute itu menggunakan robot bawah air untuk menemukan kehidupan yang ada kedalaman yang gelap di laut Teluk California. Lubang ventilasi panas dari dasar lautan itu disebut ventilasi hidrotermal, penampakannya sangat unik. Lubang ventilasi laut dalam yang baru ditemukan pada tahun 1977, sering memancarkan cairan hitam pekat yang kaya bahan kimia di dalam lautan. Itu sebabnya ventilasi itu disebut “perokok hitam.” Tapi di laut dalam Teluk California ini, airnya sangat berbeda. Jelas, karena berbagai mineral dan sedimen yang berasal dari dalam Bumi. Dan ternyata, kehidupan berkembang di sekitar lubang ventilasi yang panas ini. Tidak seperti kehidupan di permukaan, yang bergantung pada sinar matahari untuk energi, makhluk di kedalaman gelap hidup dari bahan kimia yang keluar dari lubang ventilasi panas itu. Ttulah sebabnya mereka disebut kehidupan kemosintetik. Di beberapa ventilasi itu, makhluk seperti cacing sisik biru mendominasi pemandangan. Di ventilasi lain, para ilmuwan mengamati sejumlah besar cacing tabung putih yang sedang berkumpul. Ribuan bakteri unik juga tumbuh subur di ventilasi. Dari ekspedisi itu, kemungkinan telah ditemukan enam spesies yang baru didokumentasikan, termasuk cacing, krustasea, dan moluska. baca juga Ekspedisi Laut Dalam Selatan Jawa, Peneliti Temukan Berbagai Spesies Tak Biasa Kehidupan di lingkungan yang sangat dingin dan gelap di Samudera Antartika, Kutub Selatan Beralih ke daratan es Kutub Selatan bumi. Disana, para ilmuwan dari berbagai negara melakukan ekspedisi untuk mengetahui kehidupan di bawah lapisan daratan es kutub selatan. Mereka mengebor lapisan daratan es kutub selatan sejauh lebih dari 800 meter di pesisir daratan Antartika, mereka lalu menurunkan robot kamera dan mencapai dasar laut berkedalaman puluhan kilometer. Terlihat sekilas dunia yang membeku, gelap pekat dan tanpa cahaya, ratusan kilometer dari sumber-sumber makanan bawah laut mana pun. Dan tanpa disangka-sangka, mereka menemukan kehidupan di tempat sangat terpencil itu. Di bawah lapisan es Filchner-Ronne –bagian dari daratan es besar yang mengapung di atas lautan– para peneliti secara tak terduga melihat makhluk berwujud spons menakutkan dan invertebrata lain yang masih belum teridentifikasi yang menempel di batu besar. Belum pernah ada orang yang mengamati kehidupan seperti itu yang terisolasi sejauh ini di bawah lapisan es, sebuah temuan yang dilaporkan para peneliti pada bulan Februari 2021 di jurnal Frontiers in Marine Science. Dimensi dan close-up bongkahan batu yang terdapat makhluk mikro berupa spons dan invertebrata renik. Foto Penampakan makhluk-makhluk dasar laut dari robot selam Selama ekspedisi 18 hari di Taman Laut Ashmore Reef di lepas pantai Australia, para ilmuwan di atas kapal eksplorasi Schmidt Ocean Institute menjatuhkan robot bawah air ke kedalaman yang dalam dan minim cahaya. Pada sekitar 50 hingga 150 meter di bawah permukaan, robot tersebut berhasil mengamati berbagai jenis terumbu karang, ular laut, dan keanekaragaman makhluk laut. Di kedalaman tersebut itu, ternyata para ilmuwan menemukan kehidupan yang luar biasa, yang bahkan tidak mereka sangka. Mereka kemudian menamakan ekspedisi tersebut sebagai “Australian Mesophotic Coral Expedition.” Mesophotic kawasan gelap dengan cahaya minim. Seekor nudibranch mikro berwarna pink berada diatas teripang Holothuria edulis. Foto Seekor bintang laut ungu diantara hamparan Halimeda. Foto “Setelah mempelajari karang dari Great Barrier Reef hingga Antartika, mudah untuk berpikir bahwa saya telah melihat semuanya. Tetapi pengalaman seperti Australian Mesophotic Coral Expedition membuat saya lebih rendah hati dan membuat saya menyadari betapa masih banyak yang harus dipelajari tentang lautan kita,” kata ilmuwan utama ekspedisi, Karen Miller dari Australian Institute of Marine Science. Ekspedisi tersebut menangkap rekaman dasar laut Ashmore Reef yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan juga mengumpulkan 500 spesimen untuk dipelajari. Seekor ular laut yang berenang diantara terumbu karang di kawasan bernama Ashmore Reef. Foto Penampakan satu jenis terumbu karang keras yang indah di kedalaman laut. Foto Penemuan whalefish yang aneh Di Teluk Monterey California, Amerika Serikat, para ilmuwan kelautan memfilmkan rekaman whalefish yang jarang terlihat di kedalaman lebih dari meter di bawah permukaan laut. Paus ini tidak memiliki mata, dan harus menggunakan indera lain di tubuhnya untuk merasakan sekeliling mereka seperti menangkap getaran arus laut. “Whalefish jarang terlihat hidup di kedalaman dan masih banyak pertanyaan mengenai satwa laut yang luar biasa ini,” tulis Monterey Bay Aquarium Research Institute. Sedikit fakta yang diketahui dari mamalia laut ini, padahal sudah lebih dari satu abad sejak pertama kali ditemukan. Sepanjang hidupnya, paus jenis ini diketahui dapat berubah wujud dan kerap disalahartikan dengan spesies lain. baca juga Kisah Sebenarnya di Balik Kabar Hiu dan Pari yang Sempat Viral Hiu bercahaya dari laut dalam Para ilmuwan dari Université Catholique de Louvain di Belgia dikejutkan oleh penemuan mereka tentang tiga spesies hiu yang bercahaya bioluminesensi dalam gelap yang hidup di perairan laut dalam Selandia Baru. Tiga spesies hiu itu yaitu bernama latin Dalatias licha, Etmopterus lucifer dan Etmopterus granulosus. Salah satu jenis hiu yang mereka lihat dengan kemampuan bioluminesensi ini adalah kitefin shark Dalatias licha atau hiu sirip layang-layang yang diyakini sebagai vertebrata bercahaya terbesar yang diketahui, dengan panjang mencapai 180 cm. “Bioluminescence sering dilihat sebagai peristiwa spektakuler namun tidak biasa di laut tetapi mengingat luasnya laut dalam dan terjadinya organisme bercahaya di zona ini, sekarang semakin jelas bahwa menghasilkan cahaya di kedalaman memainkan peran penting dalam penataan ekosistem terbesar di planet kita, yakni lautan,” tulis para peneliti. dari berbagai sumber tulisan Pola pendaran cahaya bagian lateral dan punggung dari Dalatias licha. A Tampilan lateral pada siang hari dan pola luminescent bagian dorso-ventral. B Penampakan pada siang hari dan pola luminescent punggung. Pendaran sirip punggung kedua dapat diamati pada spesimen ini panah merah. Bilah skala 10 cm. Foto Pola luminescent lateral dan punggung hiu Etmopterus lucifer. A Penampakan saat siang hari bagian lateral dan pola pendaran cahanya. Tanda sayap spesifik spesies ditunjukkan oleh panah merah B Penampakan hari bagian punggung dan pola pendaran cahayanya dengan garis luminous tertentu. Bilah skala 10 cm. Foto Keterangan foto utama Ubur-ubur hantu raksasa Stygiomedusa gigantea. Foto MBARI Artikel yang diterbitkan oleh
IlmuwanGunakan Anjing Laut untuk Melacak Kehidupan di Bawah Es Antartika, Sekelompok ilmuwan Jepang dari National Institute of Polar Research menggunakan delapan anjing laut Weddell, Kokubun dan timnya akan meneliti lebih dalam mengenai dampak pemanasan global di wilayah pesisir Antartika.
- Sekelompok ilmuwan Jepang dari National Institute of Polar Research menggunakan delapan anjing laut Weddell, yang masing-masing dipasang dengan perangkat pemantau seberat 580 gram di kepalanya. Hal ini dilakukan untuk membantu mereka dalam meneliti kehidupan di bawah lapisan es di studi, Nobuo Kokubun menjelaskan risetnya dapat memudahkan para ilmuwan untuk melacak pola perilaku maupun ekologi hewan. Seperti dilansir dari Reuters, Selasa 1/3/2022 oleh tim, delapan anjing laut tersebut dipasangkan alat seperti helm dengan antena di atasnya yang telah dilengkapi sensor konduktivitas, suhu, dan kedalaman. Baca juga Ilmuwan Temukan Kehidupan di Bawah Lapisan Es AntartikaAdapun penelitian ini berlangsung sejak Maret dan November 2017, di mana anjing laut Weddell bertugas mengumpulkan data seperti suhu air dan kadar garam, di wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat ekstrem. “Selama musim panas, kami bisa pergi ke Antartika dengan kapal pemecah es untuk melakukan penelitian, sehingga kami bisa mengumpulkan data di sana. Tapi selama musim dingin, hal seperti itu tidak bisa dilakukan di banyak tempat,” ujar Kokubun. Oleh karena itu, tim ilmuwan dari Jepang menggunakan anjing laut yang biasa hidup di wilayah Antartika, guna mengumpulkan data yang dibutuhkan. Sejauh ini, salah satu anjing laut telah melakukan perjalanan hingga 633 kilometer, dari pantai Stasiun Showa Jepang di Antartika. Sedangkan, anjing laut lainnya tercatat turun ke air sampai kedalaman 700 meter. Menurut Kokubun, para ilmuwan dapat belajar melalui data bahwa air laut hangat dari lapisan atas di laut terbuka mencapai wilayah Antartika mulai bulan Maret, hingga musim dingin pada tahun itu. Baca juga Terkuak, Ada Danau Baru Tersembunyi di Bawah Es Antartika
XXXSV.