IniMenjadi Masalah Besar Untuk Bearing Yang Digunakan Pada Baling-Baling Kapal Atau Bearing Vertikal Untuk Turbin Air. Hal Ini Juga Digunakan Untuk Pengembangan Penelitian Teori Pelumasan. 2.4 JENIS-JENIS BEARING. Kategori untuk klasifikasi pelumas mesin gas yang dinyalakan dengan sistem pengapian dan mesin gas alam (mesin yang Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal? Terdapat 46 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. a Systemnya cukup sederhana, tidak perlu tangki ekspansi, cooler hingga biaya lebih murah. b. Media pendingin/air tawa selalu tersedia. c. Proses pendinginannya lebih cepat karena menggunakan cooler. d. Ruang berkembangnya air tawar pendingin ketika panas agar pipa-pipanya tidak pecah. e. Semuanya benar. Penambahan pelumas sering dilakukan oleh nelayan tanpa memperhatikan dampak terhadap mesin. Nelayan menduga dengan melakukan penambahan pelumas akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus melakukan penggantian secara berkala. Secara umum mereka melakukan penambahan jika merasa volume dalam tangki mengalami pengurangan setelah melakukan pengecekan dan melakukan penggantian pelumas tanpa mempertimbangkan jangka waktu penggunaan pelumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner. Total responden 12 kapal, dan 2 dari 12 kapal dijadikan objek dalam perlakuan pengambilan sampel. Kapal 1 dengan mesin Mitsubishi 6D22 dan Kapal 2 dengan Mitsubishi 6D16. Konsumsi pelumas kedua kapal yaitu 20 liter per bulan. Kapal 1 melakukan penambahan pelumas setiap 6 jam, 13 jam, dan 20 jam, sedangkan kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam, 36 jam. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan dari total responden memperlihatkan tingkat kecenderungan nelayan di PPI Kota Kendari dalam penambahan dan penggantian. Nelayan dengan frekuensi penambahan lebih banyak memiliki jangka waku penggantian pelumas lebih lama dengan kecenderungan 57 persen dibanding penggantian dengan angka 43 persen. Pola penambahan dan penggantian pelumas yang digambarkan dipengaruhi oleh jumlah trip dan durasi trip. Waktu penambahan dan penggantian pelumas di PPI Kendari berdasarkan prediksi dan kebutuhan mesin Kunci kapal, konsumsi pelumas, mesin, pelumas Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ALBACORE P-ISSN 2549-1326, E-ISSN 2655-559X Volume 3, No 1, Februari 2019 Diterima 3 Agustus 2019 Hal 085-093 Disetujui 19 Agustus 2019 POLA PENGGUNAAN PELUMAS PADA MESIN KAPAL NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PPI KOTA KENDARI Lubricant Using Pattern on Fishing Boat Engines in Kendari Fish Landing Base PPI Oleh Etika Ariyanti Hidayat1, Budhi Hascaryo Iskandar1, Fis Purwangka1, Deni Ahmad Soeboer1 1Program Studi Teknologi Perikanan Laut Korespondensi ariyantihidayat23 ABSTRAK Penambahan pelumas sering dilakukan oleh nelayan tanpa memperhatikan dampak terhadap mesin. Nelayan menduga dengan melakukan penambahan pelumas akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus melakukan penggantian secara berkala. Secara umum mereka melakukan penambahan jika merasa volume dalam tangki mengalami pengurangan setelah melakukan pengecekan dan melakukan penggantian pelumas tanpa mempertimbangkan jangka waktu penggunaan pelumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner. Total responden 12 kapal, dan 2 dari 12 kapal dijadikan objek dalam perlakuan pengambilan sampel. Kapal 1 dengan mesin Mitsubishi 6D22 dan Kapal 2 dengan Mitsubishi 6D16. Konsumsi pelumas kedua kapal yaitu 20 liter per bulan. Kapal 1 melakukan penambahan pelumas setiap 6 jam, 13 jam, dan 20 jam, sedangkan kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam, 36 jam. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan dari total responden memperlihatkan tingkat kecenderungan nelayan di PPI Kota Kendari dalam penambahan dan penggantian. Nelayan dengan frekuensi penambahan lebih banyak memiliki jangka waku penggantian pelumas lebih lama dengan kecenderungan 57 persen dibanding penggantian dengan angka 43 persen. Pola penambahan dan penggantian pelumas yang digambarkan dipengaruhi oleh jumlah trip dan durasi trip. Waktu penambahan dan penggantian pelumas di PPI Kendari berdasarkan prediksi dan kebutuhan mesin kapal. Kata Kunci kapal, konsumsi pelumas, mesin, pelumas ABSTRACT The addition of lubricant on machine is usually done by fishers without considering the effect. Fishers assume by adding the lubricant could save more cost than replacing the lubricant periodically. In general, they add the lubricant by predicting the decreasing its volume checking the volume and replaced the lubricant without considering the periodic time of lubrication. The purpose is to know the pattern of use of fishers lubrication in PPI Kendari. Data collected by interview and questioner and analyzed by description method. Total respondances were 12 boat, and 2 of them were chosen as sampled boat. Boat 1 uses Mitsubishi 6D22 and boat 2 uses Mistubishi 6D16. Lubricant consumption of both is 20 liter per month. In addition, boat 1 added lubrication in each 6 hours, 13 hours, and 20 hours, while the boat 2 addes the lubricant in each 1 time of its trip or 12 hours, 24 hours, 24 hours. The lubricant using pattern depicted by 12 respondences shows the trend of adding and changing lubricantion by fishers in PPI Kendari. Fishers who add lubricant more often would have longer time to change the lubrication with the trend reached 57 percent compared with changing just reached 47 86 ALBACORE 3 1, Februari 2019 percent. The adding and changing pattern are affected by total trip and trip duration. The schedule to add and change the lubricant on machine in PPI Kendari depends on their prediction and needs. Key word boat, lubricant, lubricant consumption, machine PENDAHULUAN Biaya operasional dapat mencapai angka 50-70 persen untuk bahan bakar minyak BBM Mukhlisin, 2012; Mukhlisin et al, 2012. Disamping BBM, pelumas merupakan varibel penting dalam menentukan biaya operasional Arisandi et al, 2012. Biaya pelumas berkisar antara 1-5 persen dari biaya operasinal tersebut Saputra et al. 2011; La Ola, 2014; Howara, 2014. Suryawati 2013 menjelasakan di dalam penelitiannya biaya operasional untuk pelumas kapal < 5GT pertahun sebesar Hal ini berhubungan erat dengan pendapatan nelayan. Jika dilihat dari pendapatan nelayan Alpharesy et al., 2012 pendapatan nelayan kecil mencapai per bulan dengan rata-rata non pangan per bulan. Berdasarkan kedua penelitian tersebut total pengeluaran pelumas sebesar 34,45 persen dari biaya non pangan. Harga pelumas cenderung naik dari tahun ke tahun. Bila nelayan dapat menghemat dari biaya pelumas, maka biaya dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. Semojonov et al. 2014 menegaskan bahwa, pengunaan pelumas secara terus menerus akan menyebabkan masalah pada mesin. Hal ini akan mengakibatkan pengeluaran biaya tambahan untuk perbaikan mesin atau bahkan mengharuskan nelayan untuk membeli mesin yang baru. Dalam penggunaan pelumas, diduga nelayan tidak mematuhi siklus perawatan mesin. Penggantian pelumas pada umumnya dilakukan tanpa menghitung jam kerja mesin sebagaimana tercantum dalam buku perawatan mesin. Disisi lain penambahan pelumas sering dilakukan karena volume dalam tangki pelumas berkurang. Perbedaan kualitas pelumas sebelum dan sesudah penambahan belum diketahui dan hal ini menarik untuk diteliti. Jika penambahan pelumas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelumas, maka penggantian pelumas bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Penambahan tersebut akan berimplikasi kepada pengurangan biaya operasional nelayan. Namun dugaan tersebut perlu dipastikan dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap pola penggunaan pelumas dan pengujian terhadap kualitas pelumas. Pola penggunaan pelumas dalam penelitia ini meliputi pola penambahan dan penggantian pelumas. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan pola penggunaan pelumas kapal nelayan PPI Kota Kendari. Penelitian dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Kota Kendari terhadap nelayan purse seine. Hal ini didasarkan data yang menyebutkan bahwa jumlah kapal yang melakukan pendaratan di PPI Kota Kendari didominasi oleh kapal purse seine DKP Kendari 2015. METODE PENELITIAN Pengambilan data di PPI Kota Kendari dilakukan pada bulan April-Juni 2019. Lokasi pengambilan data penelitian di PPI Kota Kendari Gambar 1. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 87 Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian PPI Kota Kendari Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang dicapai. Tabel di bawah ini menjelaskan data yang dibutuhkan. Tabel 1. Metode pengumpulan, pengolahan dan analasis data. Mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kota Kendari a. Jenis mesin b. Usia mesin c. Jenis pelumas d. Siklus penggantian pelumas e. Waktu penambahan pelumas f. Perawatan mesin Tabulasi dan pengelompokan Data yang dibutuhkan berupa informasi jumlah populasi kapal yang mendarat di PPI Kota Kendari. Jumlah populasi kapal digunakan dalam rumus perhitungan penentuan jumlah sampel responden yang diwawancarai. Informasi yang dibutuhkan dari beberapa responden yaitu berupa data jenis mesin, usia mesin, jenis pelumas, siklus penggantian pelumas, dan waktu penambahan pelumas. Informasi tersebut diolah menjadi tabulasi dan pengelompokan untuk mengetahui kecendrungan nelayan dalam menggambarkan pola penggunaan pelumas. Hasil wawancara dan quesioner dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian berupa data jumlah populasi kapal. Data jumlah populasi kapal menjadi penentu penghitungan jumlah sampel kapal yang akan diwawancarai. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah 88 ALBACORE 3 1, Februari 2019 ditentukan pada Tabel 1. Rumus yang digunakan dalam penetapan jumlah sampel di dalam penelitian Zainuddin 2002 𝑛 = Z2 α2∗P 1−PNd2 N−1+ Z2 α2∗P 1−P ............................................................................. 1 Dengan n Besar Sampel Z2 α/2 Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 - α/2 1,96 p Proporsi hal yang diteliti d Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan N Jumlah populasi Besar sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan diputuskan kembali berdasarkan jadwal operasi nelayan, ketersedian nelayan untuk diwawancarai, dan ketersedian waktu serta tenaga. Langkah yang dilakukan pada tahapan ini yaitu penentuan kapal sampel sebagai acuan dalam pengambilan sampel pelumas. Sampel pelumas diambil berdasarkan jam kerja mesin kapal yang ditentukan oleh jumlah trip setiap kapal. Sampel pelumas yang diambil sebanyak 250 ml. Pengambilan sampel pelumas pada kapal berdasarkan lama waktu pemakaian pelumas atau jam kerja mesin atau jumlah trip yang dilakukan. Kapal 1 dengan pengambilan sampel berdasarkan jarak waktu tempuh ke fishing ground dan jarak waktu tempuh ke fisihing base. Waktu tempuh ke fishing groundmencapai waktu 6 jam, sedangkan ke fisihing base7 jam. Nelayan pada kapal 1 melakukan penambahan dengan pembagian 6 jam, 13 jam, dan 20 jam. Penambahan tersebut dilakukan ketika sampai di fishing ground dan ketika kembali lagi ke fishing base, sedangkan pengambilan sampel pelumas pada kapal 2 bergantung dari jadwal mendarat kapal yaitu sampai kembali ke fishing basedengan pembagian 12 jam, 24 jam, dan 36 jam. Pengambilan keputusan cara pengambilan sampel berdasarkan jadwal operasi nelayan dan waktu penambahan pelumas berdasarkan kondisi kebutuhan pelumas pada tangki mesin. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Penggunaan Pelumas Mesin Kapal Nelayan Nelayan yang berlabuh di PPI Kendari didominasi oleh nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan dan pada tahun 2017 tercatat tidak kurang dari 230 armada dengan kapasitas kapal didominasi oleh kapal 14 GT dan 20 GT yang terdiri dari armada pancing tonda, purse seine, bagan perahu, hand and line dan gill net. Menurut perhitungan Zainuddin 2002, dari 320 unit diperoleh jumlah responden 144 kapal, dan 12 diantaranya digunakan sebagai sampel untuk diwawancarai. Menurut Triyono 2003 menyatakan bahwa salah satu faktor penghalang pengambilan jumlah sampel yaitu tenaga yang tersedia, biaya dan waktu. Sampel kapal yang akan diberi perlakuan penambahan pelumas dipersempit menjadi 2 dua sampel kapal. Karakteristik kapal yang dijadikan sampel dapat dilihat pada Tabel 2. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan 12 responden Gambar 2 dan persentase penggunaan yaitu persentase penambahan dan penggantian Gambar 3. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 89 Gambar 2 Pola Penggunaan pelumas Penambahan dan Penggantian Gambar 2 menunjukkan pola penggunaan pelumas berdasarkan frequensi penambahan dan penggantian pelumas mesin kapal setiap responden. Frequensi penambahan pelumas dipengaruhi oleh jumlah trip tiap kapal. Rata-rata setiap kapal melakukan penambahan setelah 1 kali trip dengan durasi rata-rata 7 hari/trip. Kapal dengan frequensi penambahan paling banyak memiliki jangka waktu penggantian pelumas lebih lama, sehinga dalam periode 1 bulan tidak terjadi penggantian pelumas. Hal tersebut dikarenakan nelayan beranggapan bahwa penambahan tidak hanya berpengaruh terhadap penambahan volume, melainkan jangka waktu pemakaian yang bisa lebih lama. Penggantian pelumas yang dilakukan oleh nelayan di PPI Kota Kendari juga dipengaruhi oleh durasi trip dan jumlah trip. Kualitas pelumas setelah penambahan didapatkan dari pelumas baru. Kualitas pelumas setelah penambahan dipengaruhi oleh kandungan aditif yang ada pada pelumas tersebut. Nehal dan Nassar 2017 berpendapat bahwa, meningkatkan kinerja pelumas dapat dilakukan dengan menambahkan properti baru untuk meningkatkan pelumas yang sudah ada. Gambar 3 Persentase Penambahan Pelumas 12 responden kapal Gambar 3 menjukkan presentase pola penggunaan pelumas dari 12 responden berdasarkan pola penambahan dan penggantian dalam waktu 1 bulan. Gambar 2 menggambarkan sekitar 57 persen nelayan PPI Kota Kendari lebih cenderung melakukan ppenambahan pelumas dibandingkan melakukan penggantian. Nelayan PPI Kendari melakukan penggantian berdasarkan prediksi, namun kecendrungan mereka melakukan penggantian setelah menempuh 3-4 trip dengan durasi 3-7 hari/trip. Penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari tidak disesuaikan dengan jenis mesin atau tipe mesin. Nelayan yang mendaratkan kapalnya di PPI Kendari menggunakan jenis pelumas yang sama yaitu merk 90 ALBACORE 3 1, Februari 2019 Meditran S. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sekali penggantian pelumas nelayan menghabiskan sekitar 10-20 liter pelumas tergantung jenis mesin dengan biaya per 10 liter. Fujita, Eric M et al. 2006 berpendapat bahwa, konsumsi pelumas pada mesin dipengaruhi oleh partikel yang tersisa akibat sisa pembakaran dan mengendap di dalam mesin. Penggunaan pelumas yang tidak sesuai dapat mempengaruhi performa setiap mesin, penggantian pelumas pun harus diperhatikan. Nikolakopoulos et al. 2018 menuliskan bahwa, pemaham terhadap penggunaan pelumas dengan karakteristik yang tepat harus dipahami. Syahputra 2016 menegaskan kembali bahwa, pelumas dengan kualitas rendah bila digunakan pada mesin akan mudah rusak atau terkomposisi, sehingga dapat menyebabkan penurunan volume akibat penurunan viskositas pelumas dan penurunan kualitas pada pelumas menyebabkan hilangnya daya lumas pada komponen mesin. Tidak ada standar waktu yang baku bagi nelayan dalam mengganti pelumas. Biasanya penggantian pelumas dilakukan setiap 3-4 trip atau setiap bulan dan mengabaikan jam kerja mesin. Effendi dan Rabiyatul Adawiyah 2014 menyatakan bahwa, pemakaian oli direkomendasikan dalam jarak tempuh km, km atau lebih hingga km. Minyak pelumas yang digunakan mempunyai jangka waktu pemakaian tertentu, tergantung dari kerja mesin, minyak pelumas merupakan sarana pokok dari suatu mesin untuk dapat beroperasi secara optimal Effendi dan Adawiyah, 2014. Penambahan pelumas pada Kapal 1 dan Kapal 2 disesuaikan berdasarkan keadaan atau kondisi tangki pelumas saat dilakukan pengecekan, jika dirasa berkurang maka nelayan akan melakukan penambahan berdasarkan perkiraan saja. Berkurangnya pelumas pada mesin disebabkan kondisi mesin kedua kapal tidak dalam kondsi prima hal tersebut dipengaruhi karena kapal tidak memiliki perawatan yang khusus atau perawatan secara berkala. Nelayan beranggapan bahwa mesin yang digunakan hanya perlu dilakukan perbaikan jika terjadi kerusakan, perawatan khusus akan menambah biaya yang harus mereka keluarkan, selain biaya operasional. Lazakis et al. 2010 mengungkapkan, bagi sebagain manajer kapal menganggap pemeliharaan sebagai bidang pengeluaran yang tidak perlu dan biaya yang berlebihan dan bukan sebagai elemen yang penting. Tabel 2. Karakteristik Kapal 1 dan Kapal 2 Jumlah pemakaian Pelumas ltr/bulan Frequensi Penggantian Pelumas Kapasitas tangki pelumas kapal 1 dan kapal 2 menunjukkan jumlah konsumsi pelumas yang sama yaitu 20 liter per bulan. Shop Manual Diesel Engine Mitsubishi 6D22 2019 menunjukkan kapasitas tangki pelumas 27 liter dan untuk konstruksi mesin 25 liter, selain itu kapasitas saringan oli dapat menampung atau menyaring oli 4 hingga 4,5 liter. Specifications of Mitsubishi Diesel Engine 6D16 2011 menunjukkan kapasitas total tangki pelumas sebesar 13,5 liter. Jenis mesin yang digunakan oleh kedua kapal sampel merupakan mesin diesel. Kapal 1 dan Kapal 2 tidak memiliki siklus penggantian pelumas yang teratur. Hal ini dikarenakan nelayan PPI Kota Kendari lebih mempertahankan pelumas lama yang ada dalam mesin sambil menambahkan pelumas baru jika terjadi pengurangan volume. Pengurangan volume pelumas pada kapal 1 dan kapal 2 disebabkan karena perubahan kualitas pelumas yaitu menurunnya tingkat kekentalan pelumas. Mohammad Galbi dan Ishak 2016 berpendapat bahwa perubahan viskositas memiliki korelasi yang Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 91 signifkan terhadap jam kerja mesin. Tabel 3 memperlihatkan waktu penambahan, volume pelumas yang berkurang dan volume pelumas baru yang ditambahkan pada kapal 1 dan kapal 2. Tabel 3. Penambahan Pelumas Kapal 1 dan Kapal 2 Volume Awal Pelumas ltr Volume Pelumas yang Berkurang ml Volume Pelumas yang Ditambahkan ml Nelayan di PPI Kendari menduga bahwa dengan melakukan penambahan akan mengurangi biaya pengeluaran untuk pelumas. Riyadi 2008 berpendapat bahwa, nelayan bisa melakukan pengehematan pelumas sekitar Rp. per tahun jika nelayan melakukan penggantian pelumas sesuai dengan petunjuk perawatan mesin. Perbedaan biaya kapal dengan pelumas cadangan dengan tanpa pelumas cadangan Tabel 4. Tabel 4. Biaya Pelumas Kapal Konsumsi pelumas utama lt/bulan Konsumsi pelumas cadangan lt/bulan Harga pelumas cadangan Rp Konsumsi pelumas utama lt/bulan Konsumsi pelumas cadangan lt/bulan Harga pelumas cadangan Rp Jika dilihat dari total pengeluaran biaya pelumas per bulan dengan pelumas cadangan dan tanpa pelumas cadangan, nelayan lebih banyak mengeluarkan biaya jika menggunakan pelumas cadangan dengan konsumsi pelumas cadangan 5 liter per bulan. Nelayan bisa melakukan penghematan biaya tanpa pelumas cadangan, namun kondisi ini harus didukung dengan keadaan mesin yang prima. Bhosale et al. 2013 menyatakan bahwa, pelumas yang sudah terkontaminasi harus diganti secara periodik, hal ini bertujuan untuk mendukung performa mesin agar tetap baik. Penggantian pelumas disebabkan oleh banyak faktor dan tergantung dari kondisi operasinya. KESIMPULAN Pola penggunaan pelumas pada mesin kapal di PPI Kota Kendari berdasarkan frekuensi penambahan dan penggantian terlihat sekitar 57 persen nelayan cenderung melakukan penambahan dibandingkan penggantian pelumas. Penggantian pelumas dipengaruhi oleh jumlah dan durasi trip, selain itu semakin sering melakukan penambahan maka durasi penggantian pelumas semakin lama. Nelayan pada umunnya biasa melakukan penambahan pelumas tanpa mempertimbangkan dampak, dan melakukan penggantian tanpa petunjuk baku perawatan atau berdasarkan prediksi saja. 92 ALBACORE 3 1, Februari 2019 Berdasarkan kebiasaan kedua mesin kapal sampel yaitu Kapal 1 lebih sering melakukan penambahan yaitu setiap 6 Jam, 13 jam dan 20 jam, sedangkan Kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam dan 36 jam. Penggantian pelumas kedua kapal dilakukan bedasarkan prediksi atau perkiraan. Rata-rata waktu penggantian pelumas dengan penambahan yang biasa dilakukan yaitu 1 bulan sekali. SARAN Nelayan sebaiknya melakukan penggantian pelumas berdasarkan petunjuk perawatan dan menggunakan pelumas sesuai dengan standar baku perawatan, selain memperpanjang usia pemakaian mesin, akan bermanfaat dalam penghematan biaya untuk penggantian mesin atau memperbaiki kerusakan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih diberikan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP yang memberikan saya kesempatan menjadi bagian dari keluarga besarnya dan sebagai sponsor bagi penulis selama menempuh pendidikan magister/S2 di program studi Teknologi Perikanan Laut, Institut Pertanian Bogor. Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa dana pendidikan dan fasilitas, namun LPDP memiliki awardee yang bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing yang bersedia memberikan motivasi satu sama lain dalam penyelesaian masa studi. Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada PPI Kota Kendari yang sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data, serta nelayan yang sudah bersedia membantu dalam proses wawancara dan yang bersedia menjadi sampel percobaan untuk memenuhi kriteria kesempurnaan dari karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Ahmed NS, Nassar AM. 2017. Lubricating oil additive [Research Report]. Egypt ID Egyptian Petroleum Research Institut INTECH. Alpharesy MA, Anna Z, Yustiati A. 2012. Analisis pedapatan nelayan dan pola pengeluaran rumah tangga nelayan buruh di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Perikanan Perikanan Kelautan. 3 1 11-16. Arisandi M, Darmanto, Priangkoso T. 2012. Analisa pengaruh bahan dasar pelumas terhadap viskositas dan konsumsi bahan bakar. Momentum. 8 1 56-61. Bhosale AA, Joshi K, Karadkar T, Mangidkar K. 2014. Analysis of lubricating oil deterioration in four-wheeler. Applied Mechanics and Materials. 446-447 558-561. Effendi MS, Adawiyah R. 2014. Penurunan nilai kekentalan akibat pengaruh kenaikan temperatur pada beberapa merek minyak pelumas. Jurnal INTEKNA. 01 1-101. Fujita EM, David EC, Barbara Z. 2006. Chemical analysis of lubrication oil samples from a study to characterize exhaust emissions from light-duty gasoline vehicles in the kansas city metropolitan area [Research Report]. Amerika Serikat ID Desert Research Institute. Galbi M, Ishak A. 2016. Prediksi penggantian minyak pelumas motor diesel generator set berdasarkan laju perubahan viskositas dan total base number dengan pendekatan linieritas [tesis]. Jakarta ID Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Howara D. 2014. Maksimisasi pendapatan nelayan pancing ulur di Desa Tete B Kabupaten Tojo Una-Una. J. Agroland. 21 2 109 – 114. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 93 Lazakis I, Turan O, Aksu S. 2010. Increasing ship operational reliability through the implementation of a holistic maintenance management strategy. JurnalShips and Offshore Structures. 5 4 337-357. Mukhlisin, Zainal A, Fadli N, Nasution AM, Marzuki MD. 2012. Analisis subsidi bahan bakar minyak BBM solar bagi nelayan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan. 12 107-113. Nikolakopoulos PG, Mavroudis S, Zavos A. 2018. Lubrication performance of engine commercial oils with different performance levels the effect of engine synthetic oil aging on piston ring tribology under real engine conditions [Artikel]. Yunani ID University of Patras. Ola LO. 2014. Efisiensi biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar Ekspor. Jurnal Bisnis Perikanan. 1 1 39-50. Riyadi, Mochamat S. 2008. Evaluasi penggantian jam operasi Pelumas Meditran S SAE-40 dengan metode oil analysis pada mesin diesel pembangkit tenaga listrik Cummins KTA 38-G5 di Pusdiklat Migas Cepu [Tesis]. Yogyakarta ID Universitas Gadjah Mada. Saputra, SW, Solichin, Wijayanto, Kurohman. 2011. Produktivitas dan kelayakan usaha tuna longliner di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. 6 2 84-91. Semjonovs J, Springis G, Leitans A. 2014. Increasing of engine oil change interval by using additional oil filter in diesel engines. Latvia ID Riga Technical University. Shop Manual Diesel Engine Mitsubishi 6D22. 2019. Diesel Engine 6D2 for indudtrial use [Internet]. [Diakses Tanggal 01 Juli 2019]. Tersedia https Specifications of Mitsubishi Diesel Engine 6D16. 2011. Mitsubishi 6d16 Valve Adjustment Procedure [Intenet]. [Diakses Tanggal 01 Juli 2019]. Tersedia Suryawati SH, Ramadhan A, Zamroni A, Purnomo AH. 2013. Kebijakan Antisipatif dalam Menghadapi Dinamika Harga Bbm Pada Usaha Perikanan Tangkap. Vol. 3 No. 2 Tahun 2013. ISSN 25273280. Syahputra A. 2016. Studi Perbandingan Kualitas Pelumas Mesin Motor 4t Di Kota Palembang Menggunakan Metode Ft-Ir. Jurnal Teknik Patra Akademika. 7 2 1-60. Triyono. 2003. Teknik Sampling Dalam Penelitian [Artikel]. Kalimantan ID Universitas Palangkaraya. Zainuddin. 2002. Metode Penelitian Hukum. Jakarta Sinar Grafi. Pembangkitan dan pemanfaatan energi listrik yang baik pada sebuah kapal niaga akan memberikan rasa nyaman dan aman terhadap semua orang yang menggunakan fasilitas tersebut. Kapal XYZ merupakan salah satu kapal niaga di Nusa Tenggara Timur yang beroperasi untuk melayani penyeberangan dari Kupang menuju Rote. Kapal ini menggunakan 3 buah generator untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi energi dan bahan bakar yang dipergunakan selama melakukan kegiatan pelayaran dan mengetahui kondisi generator yang dipergunakan. Hasil analisis menunjukan bahwa presentase pembebanan generator terhadap beban listrik kapal masih cukup memenuhi, dengan rata-rata sebesar 8,76%. Konsumsi bahan bakar generator dalam sekali operasi sebesar 200,34 Liter/hari, masih sesuai dan mencukupi dari kapasitas ruang bahan bakar pada kapal. Pemakaian generator juga dilakukan secara efektif dan efisien dengan penjadwalan yang bergantian agar setiap generator dapat bekerja secara maksimal dalam waktu yang lama untuk menghindari is one of important components in fishing activity. The objectives of this research were to analyze the need and the receiver of fuel subsidy in Aceh Besar t as well as to analyze the problems that faced by fisherman in Aceh Besar district. The survey was done on June-August 2012 in five sub-district in Aceh Besar namely 1 Baitussalam, 2 Mesjid Raya, 3 Leupung 4 Lhoknga dan 5 Mesjid Raya. The result shown that the average cost of one trip of fishing activities in Aceh Besar were The lowest operational cost was found in Seulimum per trip and the highest was found in Baitussalam sub-district Rp1, 793,710 per trip. Fuel was the biggest cost for fishing activity; it was ranged 40%-73% with average The lowest proportion of fuel consumption was found in Baitussalam sub-district and the highest was found in Lhoknga sub-district. In average, the fisherman’s fuel consumption was 1,237L. per month; with total subsidy was Rp 5,824,737 per fisherman per month. The profit will be decreased up to if there was no fuel subsidy. In addition, the result also shown that the fisherman in Aceh Besar did not have any skill to generate their alternative income. As the consequence, in the future there is a need to develop programs to generate the alternative livelihood for Aceh Besar fisherman as well as their Capture fishery, conservation, budget allocation, and climate changesTo further improve efficiency in automotive engine systems, it is important to understand the generation of friction in its components. Accurate simulation and modeling of friction in machine components is, amongst other things, dependent on realistic lubricant rheology and lubricant properties, where especially the latter may change as the machine ages. Some results of research under laboratory conditions on the aging of engine commercial oils with different performance levels mineral SAE 30, synthetic SAE10W-40, and bio-based are presented in this paper. The key role of the action of pressure and temperature in engine oils’ aging is described. The paper includes the results of experiments over time in laboratory testing of a single cylinder motorbike. The aging of engine oil causes changes to its dynamic viscosity value. The aim of this work is to evaluate changes due to temperature and pressure in viscosity of engine oil over its lifetime and to perform uncertainty analysis of the measured values. The results are presented as the characteristics of viscosity and time in various temperatures and the shear rates/pressures. This paper also includes a Computational Fluid Dynamics CFD model, applying the experimental results in the piston ring tribology problem. Adisyahputra AdisyahputraAbstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas pelumas motor 4 empat langkah di Kota Palembang khususnya di sekitaran Plaju. Sampel pelumas yang digunakan adalah sebanyak 10 sepuluh jenis, dimana masing-masing diambil dari toko kecil dan toko besar dealer. Pengujian sampel dilakukan menggunakan metode FT-IR. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kesemua jenis pelumas merupakan jenis pelumas sintetis dan tidak menunjukkan perbedaan antara pelumas yang diperoleh dari toko besar dealer dengan yang diperoleh dari toko kecil. Kata Kunci Pelumas, Metode FT-IR I. Pendahuluan Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan kebutuhan akan pelumas juga turut meningkat. Tingginya kebutuhan pelumas tersebut dapat menimbulkan dampak lingkungan yang berbahaya antara lain peningkatan jumlah limbah pelumas bekas hasil aktivasi permesinan akibat adanya proses reaksi oksidasi dan dekomposisi suhu yang tinggi. Limbah pelumas bekas mengandung kotoran-kotoran logam, aditif, sisa bahan bakar dan kotoran yang lain. Limbah ini dapat diregenerasi dan dijadikan bahan dasar minyak pelumas yang baru. Meskipun pelumas bekas dapat diolah kembali untuk digunakan pada kendaraan bermotor selayaknya pelumas baru. Hal ini dapat memberikan dampak negatif jika hasil pengolahan pelumas bekas tersebut masih terdapat senyawa-senyawa oksidatif yang dapat menyebabkan keausan pada mesin kendaraan bermotor meskipun sifat fisikanya masih masuk dalam jenis pelumas yang disyaratkan. Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dalam pelumas salah satunya adalah metode FT-IR. Pelumas berkualitas rendah bila digunakan di dalam mesin akan mudah rusak atau terdekomposisi, sehingga akan berkurang atau bahkan hilang daya lumasnya. Ketidaktahuan masyarakat awam mengenai kualitas pelumas hanya berdasarkan merek terkenal, perbandingan harga maupun rekomendasi dari produsen kendaraan bermotor tertentu saja. Pemilihan pelumas yang kurang tepat akibat ketidakpahaman tersebut dapat menyebabkan performa kendaraan bermotor selama pemakaian menjadi kurang optimal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terhadap kualitas pelumas, sehingga penggunaan pelumas yang tidak memenuhi kualitas seperti yang disyaratkan dapat dihindari. Penelitian kualitas pelumas juga bertujuan memberikan informasi yang akurat dan obyektif tentang kualitas dari beberapa merek oli yang ada di pasaran khususnya di Kota oil used in vehicles deteriorates over the period of use, due to various causes. These include, high temperatures, great variety of contaminants like carbonic acid etc [1]. Deteriorated oil must be changed periodically, to ensure smooth performance of vehicle. Changing the lubricant too early, cause inefficient use of already depleting resources, also unwanted impact on environment. However, changing the oil too late may affect vehicle performance. Hence to compromise between these two necessities, optimum oil change point must be maintenance was initially considered as more of a financial burden than as a way to preserve safety, environment and quality transportation. The benefits from applying a sound and systematic maintenance policy are emerging both in the minimisation of unnecessary downtime as well as in the increase of operational capability. In this paper, a novel predictive maintenance strategy is demonstrated, combining the existing ship operational and maintenance tasks with the advances stemming from new applied techniques. The initial step for the application of the above-mentioned strategy is also shown regarding the machinery space of a cruise ship. Well-known tools are applied such as Failure Modes, Effects and Criticality Analysis FMECA and Fault Tree Analysis FTA. Outcomes of this study are the identification of the critical components of the system, the estimation of the reliability of the overall system and sub-systems, the prioritisation of the maintenance tasks and finally the availability of the specific end events/ is disclosed are methods for making polymer-in-oil solutions, useful for improving the viscosity-temperature relationship and low-temperature properties of lubricating oils when added thereto, which methods comprise polymerizing a methacrylic acid ester of an alcohol having 8 to 18 carbon atoms onto a polyolefin polymer of an olefinic hydrocarbon monomer having 2 to 4 carbon atoms in an oil solution of the polyolefin and ester monomers, then adding further polyolefin polymer to the solution and finally graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto the resulting mixed polymers as backbone polymers or , in the alternative, separately graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto a first backbone polymer which is itself a graft copolymer, in an oil solution, of a methacrylic acid ester of an alcohol having 8 to 18 carbon atoms on a polyolefin polymer of an olefinic hydrocarbon monomer having two to four carbon atoms and further graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto a polyolefin polymer of the type described above and then combining the two graft copolymers thus formed to produce the desired polymer-in-oil bahwa kenaikan ketersediaan energi alternatif belum dapat mengimbangipenurunan stok energi fosil, kenaikan harga bahan bakar minyak BBM di Indonesia tak harga BBM tersebut diperkirakan memberikan dampak negatif terhadap biaya operasionalusaha perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisiskeragaan usaha perikanan tangkap, menganalisis dampak kenaikan harga BBM terhadap usahaperikanan tangkap, dan merumuskan strategi kebijakan untuk mengantisipasi dampak kenaikan hargaBBM untuk jangka pendek dan menengah pada usaha perikanan tangkap. Untuk analisis-analisis ini,dipergunakan data-data sekunder yang diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu statistik perikanantangkap, laporan-laporan terkait penggunaan BBM pada kapal perikanan dan laporan-laporan dampakkenaikan harga BBM pada periode sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan 1 Kenaikan harga BBMberdampak secara langsung proses produksi, distribusi dan konsumsi usaha perikanan; 2 Pelakuusaha perikanan melakukan usaha adaptasi dalam bentuk inovasi pembiayaan, pengurangan operasikegiatan penangkapan, penggunaan kapal pengangkut dan penjualan langsung yang memberikandampak lanjutan terhadap penurunan produksi dan penurunan pendapatan; 3 Strategi kebijakanyang dapat dipertimbangkan adalah pertama, mendorong dan mempromosikan penggunaan energialternatif; kedua, mempertimbangkan daerah over fishing sebagai daerah konservasi; ketiga, penjaminanharga ikan berkualitas; dan keempat, peningkatan kapasitas sarana dan prasarana untuk penangananpasca panen. Kebijakan di hilir seperti penjaminan harga ikan berkualitas dan pengadaan sarana danprasarana untuk penanganan pasca panen direkomendasikan sebagai kebijakan kreatif yang dapatmemberikan dampak positif kepada pelaku usaha perikanan dan kinerja usaha perikanan secara Policy Anticipation to Cope With Fuel Price Dinamics inCapture FisheriesDue to the fact that the accumulating rate of alternative energies has not compensated thedecrease in stock of fossil energy, fuel price increased are unavoidable. Fuel price increases areexpected to bring negative impacts onoperationa costs of capture fisheries, aquaculture as well as fishprocessing. This paper aims to 1 analyze the status of capture fisheries, 2 the impact of fuel priceincreased on capture fisheries activity and 3 formulate policy strategies to anticipate the impacts offuel price increased in the near future and long temperiod. This analysis used secondary data that havecollected from three main sources, namely Capture Fisheries Statistics, fuel consumption documentsof fishing vessels and reports on the impact fuel price increase of past period. Results shows that 1Fuel price increase impacts directly affected to production process as well as productsdistribution andconsumption; 2 Fishing vessel operators adapted to the situation through various approaches including financial innovation, reduction in fishing activities, deploying carrier vessels, and carrying out direct selling; 3 Policystrategy options consist on several points firstly, promoting the alternative energy;secondly, converting overexploitedfishing grounds into conservation areas;thirdly, imposing quality –based pricing policies; and fourthly, increasing thecapacity of post-harvest handlingfacilities and infrastructure. Downstream policies such as price guaranty based onfish quality and provision of post-harvest facilities and infrastructure are considered as creative policies, which canpositively impact on fisheries biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar EksporL O OlaOla LO. 2014. Efisiensi biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar Ekspor. Jurnal Bisnis Perikanan. 1 1 39-50.
PROSESPERAWATAN PADA SISTEM P Tampilan Petugas; Koleksi Nasional; Sitasi Cantuman; Kirim via Email; Ekspor Cantuman. Export to RefWorks; Export to EndNoteWeb; Export to EndNote; Favorit; PROSES PERAWATAN PADA SISTEM PELUMASAN MESIN INDUK KAPAL KM. MADIDIHANG 03 . Tersimpan di: Main Author: WIBISONO, MOHAMAD
Anda sekarang dapat membuat akun untuk mengelola preferensi dan mempersonalisasi pengalaman Anda di Hai ! Karena Anda sudah memiliki akun lama Caterpillar, kami telah mengaktifkan akses Anda ke secara otomatis. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Produk Semua Produk Peralatan Sistem Daya Attachment Suku Cadang Semua Peralatan Backhoe Loader Bawah Tanah - Batuan Keras Bor Cold Planer Compactor Dozer Dragline Excavator Motor Grader Paver Aspal Pemasangan Pipa Road Reclaimer Rope Shovel Elektrik Shovel Tambang Hidraulik Skid Steer Loader dan Compact Track Loader Telehandler Track Loader Truk Artikulasi Truk Non Jalan Raya Wheel Loader Wheel Tractor-Scraper Semua Sistem Daya Daya Listrik Industri Marine Power System Minyak dan Gas Semua Attachment Adaptor Auger Backhoe Blade Broom Brushcutter Bucket - Backhoe Belakang Bucket - Backhoe Depan Bucket - Compact Wheel Loader Bucket - Excavator Bucket - Loader Bucket - Shovel Penambangan Bucket - Skid Steer Loader Cold Planer Compactor Coupler - Belakang Backhoe Coupler - Excavator Coupler - Loader Flail Mower Fork Gergaji Grapple Hammer Kit Teknologi Mulcher Panel Kontrol Genset Penanganan Material Penggaruk Penjepit Bal Penutup Genset Produk Terkait Salju Ripper Rotor Shear Sistem Rotasi Miring Spear Bal Stump Grinder Tangki Bahan Bakar Genset Thumb Tiller Trencher Winch Semua Suku Cadang Cat Reman Hub Utama Produk Reman - English Suku Cadang Baru - English Suku Cadang Bekas - English Industri Semua Industri Pembangkit Daya Listrik Construction Pertambangan Perlengkapan Paving Cat Solusi OEM Layanan & Dukungan Semua Layanan & Dukungan Keuangan Teknologi Perawatan Pelatihan Semua Keuangan Penawaran Saat Ini Perlindungan yang Diperluas Opsi Pembiayaan & Penyewaan Peralatan & Sumber Daya Mengapa Cat Financial Semua Teknologi Teknologi Cat Detect Teknologi Cat Grade Teknologi Cat Payload Teknologi Cat Command Semua Perawatan Perjanjian Dukungan Pelanggan Sistem partstore Layanan SOS Dukungan Produk Daya Listrik Cat Job Site Solutions Pendaftaran Garansi Engine Semua Pelatihan Pelatihan Operator Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Search Temukan Dealer × Arah Rincian Dealer Cari dealer lain Akun Saya Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Jelajahi Produk Beli Online Cari Produk Bekas Sewa Produk Kelola Peralatan Saya Lihat Solusi Keuangan Waktu operasi engine sangat penting bagi Anda, kru, klien, dan keuntungan Anda. Inilah alasan engine propulsi MaK dan Cat menggerakkan kapal ke pelabuhan mana pun. Pilihan engine terbesar di industri menyediakan keandalan yang Anda butuhkan. Caterpillar Marine memastikan kapal Anda memiliki engine terpasang yang akan bekerja sama kerasnya dengan Anda. Pilih dari berbagai macam pilihan Engine Propulsi Komersial, Engine Propulsi Kinerja Tinggi, Genset Kapal Laut, dan Engine Bantu. Tipe Peralatan 5 Item Model Baru *Price listed is Manufacturer's Suggested Retail Price, this price does not include shipping and handling, expedite charges, taxes, dealer installation costs or other dealer charges. Dealers set actual prices, including invoicing currency. The MSRP displayed is for the region selected. Pilih hingga 3 model untuk dibandingkan Model Product title Model Product title Model Product title facebook linkedin twitter youtube instagram Merek Caterpillar Cat Cat Financial Cat Reman The Cat Rental Store Cat Lift Trucks Anchor AsiaTrak FG Wilson Hindustan MaK MWM Perkins Progress Rail SEM Solar Turbines SPM Oil & Gas Turner Powertrain Systems Peta Situs Pengaturan Cookie Hukum Privasi Asia Tenggara © 2023 Caterpillar. Hak Dilindungi UU.
SistemPoros Baling-Baling; Sistem poros baling-baling yang terdiri dari 1 poros baling-baling dan 1 poros antara untuk masing-masing mesin induk dari bahan S-50-C yang dilapisi oleh bahan FRP, sedangkan pada bagian-bagian yang berada pada daerah bantalan seperti ; tabung poros, penyangga dan kopling dilapisi oleh sleeve dari bahan bronze yang memenuhi peraturan BKI.
Connection timed out Error code 522 2023-06-14 235833 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7684e4d91d1c7c • Your IP • Performance & security by Cloudflare
KAPALWISATA DANAU. DENGAN SISTEM PENGGERAK PADDLE WHEEL DAN BATERAI (ACCU) SEBAGAI SUMBER ENERGI. Klasik. Kartu Lipat. Majalah. Mozaik. Bilah Sisi. Cuplikan. Kronologis. 1. JAN. Jurnal Maintenance Menentukan Maintenance And Repear Mesin Ditinjau Dari Getaran Dan Emisi Gas Buang Pada Mesin Diesel KomatsuType 6D 125 2 Sudiyono,
Minyak pelumas pada suatu Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3. Gambar diagram pipa sistem pelumas Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain – Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai section 11 – Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa section 11 – Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan section – Pompa utama dan independent stand by harus disediakan section 11 Sistem pelumasan oli didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi. Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak. Merapatkan kompressi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder. Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat dalam penggunaan. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal bekerja ketika minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank. Baca juga Kelebihan Wire Rope Sling dibanding Webbing Sling VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier Rantai Baja di jakarta dan juga menjual Rantai Stainless Steel, Rantai Galvanis dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, Lihat produk kami lainnya di sini. Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini.
Filterudara bertekanan adalah alat penyaring udara yang akan dipakai pada peralatan pneumatik. Gunanya untuk memisahkan partikel-partikel yang mungkin masih terbawa seperti air, debu, oli residu, dan sebagainya. Semua kandungan kotor-an-kotoran dalam udara bertekanan seharusnya lebih mudah dihilangkan oleh penya-ring udara. ArticlePDF Available Abstractp> Poros baling-baling berputar didalam tabung sehingga perlu dilengkapi dengan sistim pelumasan. Ada dua macam sistim pelumasan poros baling-baling yaitu sistim pelumasan dengan air laut dan sistim pelumasan dengan minyak. Didalam tabung poros dibagian ujung depan dan ujung belakang dipasang bantalan poros, seal dan paking, hal ini bertujuan agar bekerjanya sistim pelumasan dan kekedapan poros baling-baling dapat bekerja dengan baik. Karena tabung poros digunakan sebagai media pelumasan dengan bahan pelumas yang berbeda, maka bahan bantalan, paking dan seal terbuat dari bahan yang berbeda sehinggamampu mendukung kinerja sistim pelumasan dan komponen tersebut tidak dapat saling dipisahkan karena selalu erat berhubungan satu sama lain.

MesinDiesel 2 Tak. Orang mengetahui bahwasanya engine diesel itu proses kerjanya menggunakan proses 4 langkah.Tetapi dalam kenyataannya mesin diesel juga ada yang proses kerjanya menggunakan sistem 2

A Prosedur Menjalankan Mesin. 1. Persiapan : 1. jalankan suatu generator lagi untuk di paralel degan generator yang sedang jalan. untuk menjalankan mesin induk, banyak di butuhkan tenaga listrik, karena hampir seluruh pesawat bantu di jalankan. 2. jalankan main air compressor, untuk mengisi udara bertekanan pada bejana udara penjalan

12April 2016. Sistem Pelumasan Motor Diesel Dan Komponen Pendukungnya – istem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada mesin, yaitu suatu rangkaian

g9Z16Bk.
  • hiaey98cdr.pages.dev/30
  • hiaey98cdr.pages.dev/314
  • hiaey98cdr.pages.dev/993
  • hiaey98cdr.pages.dev/653
  • hiaey98cdr.pages.dev/163
  • hiaey98cdr.pages.dev/355
  • hiaey98cdr.pages.dev/138
  • hiaey98cdr.pages.dev/574
  • hiaey98cdr.pages.dev/551
  • hiaey98cdr.pages.dev/827
  • hiaey98cdr.pages.dev/53
  • hiaey98cdr.pages.dev/169
  • hiaey98cdr.pages.dev/217
  • hiaey98cdr.pages.dev/978
  • hiaey98cdr.pages.dev/313
  • gambar sistem pelumasan mesin kapal